Pekerjaan Rumah Enggak Pernah Tuntas Dikerjakan Anak. Mengapa?

By Ipoel , Selasa, 18 Maret 2014 | 23:00 WIB
Pekerjaan Rumah Enggak Pernah Tuntas Dikerjakan Anak. Mengapa? (Ipoel )

TANYA:Ibu Mayke yang baik, saya ibu dari seorang putra berusia 6,5 tahun. Saat ini ia duduk di kelas 1 SD. Di luar kegiatan sekolah, saya juga mendaftarkan ia ikut sempoa dan mengaji. Sempoa seminggu dua kali, sementara mengaji Senin-Jumat setiap sore. Sejauh ini sih kegiatannya tidak sampai mengganggu kegiatan sekolah sehari-hari. Setiap ada tugas sekolah, ia kerjakan di hari yang sama. Ia juga tak kelihatan mengeluh kalau waktunya les sempoa ataupun mengaji. Cuma masalahnya, akhir-akhir ini ia mulai kelihatan malas-malasan mengerjakan tugas sempoa. Dalam arti, setiap tugas yang diberikan tak ia kerjakan dengan tuntas. Memang saya berusaha mendampinginya ketika ia mengerjakan tugas, meskipun saya sendiri tidak begitu paham bagaimana hitung-hitungan dalam metode tersebut. Ketika ia tak menyelesaikan 1--2 PR-nya, saya tanyakan kenapa tak sampai selesai? Ia menjawab, susah mengerjakannya. Saya menduga ia kesulitan untuk mengerjakan. Meski begitu, ia tetap bersemangat hadir pada kegiatan les tersebut. Nah, bagaimana caranya supaya ia tetap dapat mengerjakan tugas sampai selesai? Apakah saya perlu berkonsultasi dengan pihak gurunya? Mungkin ia mulai merasakan tingkat pembelajaran yang semakin sulit. Demikian Bu Mayke, mohon saran dan pendapat dari Ibu. Salam hormat. Rita - YogyakartaJAWAB:Halo Ibu Rita, salam kenal. Sebenarnya, saya ingin mengetahui, atas pertimbangan apa anak disuruh ikut kursus sempoa, apakah agar belajar menghitung dengan cepat? Kemudian, setelah sekian lama mengikuti kursus, apakah terlihat kemajuan yang dicapai dalam pelajaran matematika di sekolah? Apakah anak lebih cepat menghitung dan mengenali bagaimana metode pemecahan masalahnya? Kalau banyak membantu, silakan teruskan mengikuti kursus ini, lalu hentikan ketika anak sudah menguasai strategi menghitung dengan cepat. Sebaliknya, bila anak bisa mengikuti pelajaran matematika tanpa kursus, lebih baik hentikan kursus, cukup latihan di rumah dengan ibunya supaya anak tidak terbiasa mengandalkan bantuan guru les.Ibu ingin agar sementara ini anak menekuni kursus sempoa, padahal dari peng-amatan Ibu, dia sudah mulai hilang semangat karena soal-soal bertambah sulit. Lagi pula Ibu tidak menguasai metode sempoa. Saya anjurkan, Ibu ikut mempelajarinya sehingga ketika anak mengalami kesulitan, Ibu bisa memberikan dukungan di rumah. Kalau tidak, maka anak akan mundur teratur dan menghindari tugas. Apabila dia terbiasa melarikan diri dari tugas yang dirasakannya sulit dan Ibu pun tidak memberi contoh bahwa masalah bisa diatasi bila mau berusaha keras, maka sulit mengharapkan anak akan mengembangkan keyakinan diri bahwa dia mampu mengatasi rintangan. Ibu bisa konsultasi ke guru untuk belajar, bagaimana menghitung dengan metode sempoa dan menanyakan sikap belajar anak ketika les. Sekian dulu penjelasan saya dan berharap ada jalan keluar yang Ibu temui. Selamat berupaya.