TANYA:
Bu Mayke, putra saya berusia 23 bulan, termasuk anak yang aktif. terakhir ini perangainya buruk. Tiap kali kami beri tahu untuk tak berbuat buruk, dia pasti marah dan membalas dengan menendang, memukul atau meludahi. Sebelumnya, kalau dilarang dia hanya menangis. Itu pun akan reda kalau dibujuk. Beberapa waktu sebelumnya, adik sepupu saya berusia 9 tahun menginap di rumah. Dia mengalami keterlambatan mental. Dia suka meludah dan memukul kalau dilarang oleh orangtuanya. Saya curiga, perilaku anak saya karena mencontoh dari pamannya itu. Kami berusaha memberi nasihat dan pengertian bahwa perbuatan itu tidak baik dengan cara yang lembut. Sempat kami memarahinya dengan memukul kakinya jika menendang atau menakuti-nakuti dengan cabai (jika meludah). Awalnya dia mengatakan "iya" saat saya minta ia berjanji untuk tak melakukan perbuatan buruk tersebut. Tapi perbuatan itu diulangi lagi. Terus terang, kami kehabisan akal. Saya takut kenakalannya berlanjut. Kami bekerja dari pukul 07.30-19.00. Pulang kerja kami menghabiskan waktu dengannya. Pengasuhan dibantu orangtua saya. Kami serumah juga dengan kakak saya yang mempunyai 3 anak (9 tahun, 6 tahun, dan 3 bulan). Sabtu dan Minggu kami fokuskan untuk mengasuh anak, mulai memandikan, memberi makan hingga mengajak bermain seharian. Yang ingin ditanyakan, mengapa dia berperilaku seperti itu? Apakah hanya ingin mencari perhatian? Bagaimana cara saya memberikan pengertian bahwa perilakunya itu buruk? Apa dampak memarahi dan menakuti-nakutinya bila dia berbuat nakal? Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih. Soraya - via e-mailJAWAB:Mengapa belakangan ini anak berperilaku kasar seperti menendang, memukul, meludah, padahal sebelumnya jika dilarang dia hanya menangis. Apabila diamati, sudah terjadi perubahan perilaku anak, yang tadinya bereaksi secara pasif, sekarang lebih aktif. Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab, yaitu usia anak yang sedang suka menentang, reaksi protes dalam bentuk mencari perhatian orangtuanya, meniru model (dari paman) dan reaksi yang beraneka ragam dari orang yang tinggal serumah. Ibu belum menceritakan bagaimana reaksi orangtua, kakak Ibu dan keponakan ibu ketika dia memukul, menendang, atau meludahi orang lain. Anda bersama suami sudah berusaha memberi nasihat dan pengertian, namun biasanya cara ini kurang berhasil. Memukul dan menakut-nakuti serta mengancam anak tidak me- nyelesaikan masalah. Kalau begitu apa yang harus dilakukan? Hendaknya dievaluasi kembali, apakah selama ini terlalu banyak larangan sehingga anak merasa frustrasi lalu marah? Kadang-kadang orangtua terlampau banyak memberikan batasan pada anak sehingga anak merasa sulit untuk bergerak. Ketika anak memukul atau meludah saat dilarang orangtuanya, hendak-nya Anda menahan lengan atau kakinya sehingga dia tidak bisa melakukannya. Sebelum anak meludah, orangtua harus segera mengambil tindakan dengan menutup mulutnya dan katakan, Anda tidak mau diludahi. Kalau tidak terelakkan, tinggalkan anak dan biarkan dia menangis, katakan bahwa Anda marah dan mau menenangkan diri dulu sebab dia sudah menendang dan lainnya. Tindakan "membiarkan anak" merupakan sanksi yang dia terima akibat perbuatan yang tidak anda sukai. Hindarkan untuk mengatakan "tidak boleh pukul" dan lainnya sebab anak semakin terpan-cing untuk melakukannya. Sebaliknya pada kesempatan lain, Anda tetap mengajak-nya bermain bersama-sama, memandikan dan lainnya. Nah itu solusi yang saya tawarkan, semoga Bu Soraya bisa menerapkannya. Salam.