Sulit Adaptasi

By Ipoel , Rabu, 18 April 2012 | 22:00 WIB
Sulit Adaptasi (Ipoel )

Bu Mayke, anak pertama saya perempuan (2 tahun 2 bulan). Sejak usia 1,5 tahun dia bersekolah dan masuk kelas toddler. Alasan kami menyekolahkannya agar ia lebih berani jika bertemu orang baru. Sebelum sekolah, ia selalu takut jika bertemu orang baru, bahkan dengan tantenya sendiri, meskipun sudah sering bertemu. Ketakutannya diekspresikan dengan menangis. Di sekolah pun awalnya dia menangis, namun lama-lama tidak menangis lagi.

Hingga saat ini sudah 7 bulan dia bersekolah. Namun dia belum mau ditinggal bersama teman dan gurunya, jadi selalu minta ditemani oleh saya atau pengasuhnya. Sistem belajar di sekolah tersebut juga menurut kami cukup baik dengan menerapkan metode Glenn Doman dengan perbandingan murid-guru 1:1.

Namun kami mengalami dilema, karena bulan Juli (tahun ajaran baru) anak kami harus masuk kelas playgroup yang tidak boleh lagi ditunggui oleh orangtua atau pengasuhnya. Nanti kami hanya boleh menemani selama 1 minggu untuk penyesuaian. Meskipun menurut guru di kelas playgroup, hampir tiap anak awalnya menangis jika ditinggal. Tapi dengan kondisi adaptasi anak kami yang tergolong "slow", kami menjadi khawatir dan tidak tega.

Bagaimana ya Bu? Apakah kalau saya berusaha tega meninggalkan dia di sekolah tidak akan menyebabkan trauma? Apakah normal kondisi anak kami tersebut? Soalnya, dia seperti tidak senang berada di lingkungan baru yang ramai dan banyak orang baru yang tidak dikenalnya. Tapi kalau diajak ke playground di mal, dia tak mengalami masalah, hanya saja dia selalu menghindari tempat main yang ramai seperti tempat mandi bola yang ada beberapa anak sedang bermain didalamnya.

Sebelumnya kami ucapkan terima kasih atas masukan Ibu pada kami atas masalah yang kami hadapi. Semoga kami dapat memberikan yang terbaik untuk anak-anak kami kelak. Demikian, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Sherly - Malang, Jatim  

 

Salam kenal Bu Sherly, Anda sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyosialisasikan anak. Ketika tahu anak ini mengalami masalah untuk bertemu dengan orang baru dan banyak orang, tidak suka dengan suasana yang ramai, Anda segera memasukkan dia ke baby school.  Bu Sherly juga menyatakan bahwa ratio guru : murid adalah 1: 1. Yang menjadi pertanyaan saya adalah, berapa lama dia bertemu satu guru dan dilatih dengan metode Glenn Doman? Sebab apabila sebagian besar waktu adalah mengikuti latihan secara private dan "belajar" dengan metode Glenn Doman, maka bisa jadi anak bosan dan kesempatan untuk bersosialisasi dengan teman teman lain terbatas sekali. Berarti sasaran Bu Sherly untuk mensosialisasikan anak tidak tercapai.

        "Sebelum sekolah, si kecil selalu takut jika bertemu orang baru, bahkan dengan tantenya sendiri, meskipun sudah sering bertemu". Dari pernyataan tersebut, saya berasumsi bahwa kepribadian si kecil mempunyai tendensi lebih suka menyendiri, tidak suka keramaian, sulit beradaptasi. Berarti, untuk melatihnya beradaptasi dan bergaul dengan orang lain sebaiknya dilakukan secara bertahap, tidak bisa secara drastis. Dugaan saya, tidak tepat apabila memaksa dia masuk  kelompok bermain yang tidak mengijinkan orangtua untuk menemaninya untuk sementara waktu (sekitar 3 bulan). Untuk anak-anak lain yang sulit beradaptasi karena kurang kesempatan bergaul dengan lingkungan di luar rumah, masih bisa diterapkan cara "memaksa" anak terjun di lingkungan baru. Akan tetapi, mengingat kondisi putra Ibu Sherly yang sangat sensitif, tidak bisa menghadapi keramainan dan banyak orang, maka saya tidak menganjurkan untuk meninggalkannya sendirian ketika memasuki kelompok bermain, apalagi kalau di sekolah tersebut ada penerapan metode Glenn Doman secara private .

Sejauh yang saya ketahui, metode tersebut membuat anak harus memfokuskan diri pada sejumlah tugas yang diberikan secara private dalam rentang waktu tertentu (mengamati sejumlah gambar dalam bentuk flash card, meminta anak mengingatnya, dan seterusnya); mengajarkan anak cepat membaca, menulis dan lain-lain. Metode ini tidak selalu cocok bagi setiap anak. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif dan ciri perkembangan psikososial anak usia di bawah tiga tahun, metode belajar yang paling tepat bagi anak-anak tahap usia tersebut adalah melalui pengalaman langsung, bersentuhan dengan objek nyata, yaitu mengalami dan belajar ketika mereka bermain, sambil diarahkan oleh gurunya.

        Apabila Ibu Sherly masih ragu-ragu, saya anjurkan untuk melalukan konsultasi psikologik pada psikolog anak. Kalau di kota Malang tidak ada, anda bisa konsultasi di Surabaya. Sementara ini, lakukan latihan bertahap untuk anak, mengajaknya bertemu satu atau dua anak sebaya di rumah atau pergi ke rumah teman. Mengajak ke pertemuan keluarga dalam jumlah kecil, dan secara bertahap jumlah orang yang ditemui bisa ditingkatkan. Lihat perkembangan selama 2 bulan ke depan, sebelum memutuskan untuk memasukkan anak ke kelompok bermain yang sama. Saya berharap Bu Sherly dapat membawa anak ini ke arah perkembangan yang sesuai dengan karakterstiknya. Selamat berjuang dan tidak usah panik.