Pemalu Di Sekolah

By Ipoel , Selasa, 17 April 2012 | 21:00 WIB
Pemalu Di Sekolah (Ipoel )

Ibu Mayke, anak saya perempuan berusia 4 tahun. Sekarang ia bersekolah di TK A. Kalau di rumah ia aktif, tidak malu-malu. Akan tetapi kalau di sekolah ia berubah menjadi pendiam dan pemalu. Bahkan, kalau diajak bermain oleh temannya, ia menolak. Kalau guru bertanya, ia tak langsung menjawab, tapi malu-malu sambil menunduk. Padahal kalau di rumah ia biasa nyanyi dengan lantang.  Kenapa seperti itu ya Bu? Apakah ia belum bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah? Sampai berapa lama ia bersikap seperti itu dan apa yang harus saya lakukan agar ia seaktif ketika di rumah. Terima kasih banyak atas solusi dari Ibu Mayke.

Jilfa – Bogor

          Dari gejala-gejala yang dikemukakan, putri Bu Jilfa termasuk anak yang tidak mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, sebab dia sudah hampir satu semester mengikuti kegiatan di TK-nya. Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab mengapa perilakunya demikian. Faktor keturunan merupakan salah satunya, dan hal ini bisa ditelusuri dari riwayat ibu atau ayahnya di masa kecil, kadangkala orangtua anak yang pemalu mempunyai ciri-ciri yang sama. Kemudian perlu ditelusuri seberapa sering anak bergaul dengan orang-orang lain, baik dengan orang dewasa maupun anak sebayanya, bila jarang, maka hal ini bisa menambah sulitnya anak menyesuaikan diri dengan orang lain. Ketika di rumah, apakah si kecil lebih sering hanya berada berdua saja dengan ibunya  sehingga yang terjadi adalah anak takut berpisah dengan ibunya dan semakin sulit melebur dengan orang lain dan merasa jauh lebih aman bila berada di lingkungan rumah atau keluarga dekatnya saja.

          Putri dari bu Jilfa sudah mengikuti TK hampir satu semester lamanya, tetapi dia belum juga merasa nyaman dan bebas ketika berada di sekolah. Berarti dia perlu dibantu untuk mengatasi rasa tidak nyaman ini, karena bila dibiarkan saja, akan membuat anak terhambat melakukan kegiatan-kegiatan di sekolah. Akibatnya, banyak keterampilan yang seharusnya bisa dipelajari dan dikembangkan di sekolah, tidak terlaksana, selain itu kesempatan anak untuk bersosialisasi tidak berkembang.

          Dalam rangka mengatasi rasa malu dan kesulitan si kecil beradaptasi di sekolah, maka saran yang biasanya saya berikan pada para orangtua adalah memperluas pergaulan anak. Ibu dan ayah tidak bisa berpangku tangan, perlu usaha lebih keras untuk membantu si kecil menjadi lebih terbuka dan lebih mudah bergaul. Salah satu cara adalah mengajaknya bertemu dengan anak-anak sebaya di sekitar rumah, atau melakukan kegiatan bersama dengan satu atau dua teman sekolah di luar jam sekolah.

          Kegiatan apa yang dilakukan dan dimana dilakukan, bergantung pada fasilitas yang bisa ibu/bapak sediakan untuk si kecil. Mulai dari saling berkunjung ke rumah teman, mengajak berekreasi di taman yang tersedia di tempat tinggal bu Jilfa, berenang atau pergi ke tempat rekreasi lain, mengadakan waktu ekstra di sekolah, misalnya dengan datang lebih pagi ke sekolah atau pulang lebih siang sehingga waktu sisa bisa dimanfaatkan untuk bermain dengan teman-temannya di arena bermain yang tersedia diTK.   

          Saran tambahan, melatih kemandirian anak agar bisa makan dan minum sendiri, memakai baju, membuka kotak makanan sendiri, pipis atau buang air besar sendiri di toilet, sesekali menitipkan anak pada keluarga dekat sehingga dia belajar berpisah dengan ibunya.          Sekian saran-saran yang bisa saya berikan pad abu Jilfa, semoga saran ini bisa diterima dan dilakukan dalam rangka membantu si kecil belajar mengarungi kehidupan di luar rumah. Salam.