Apakah Bayi Bernapas di dalam Rahim?

By Dini, Kamis, 14 April 2016 | 07:45 WIB
Apakah Bayi Bernapas di dalam Rahim? (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Ketika hamil, dan kemudian melahirkan, Mama mungkin akan merasa takjub dengan kehadiran si jabang bayi. Bagaimana dia hidup di dalam kandungan? Apakah bayi bernapas di dalam rahim, mengingat rahim berisi cairan ketuban?

Bayi ternyata tidak menggunakan hidung dan mulutnya untuk bernapas. Saat itu paru-paru bayi belum berkembang, dan tidak menyuplai oksigen ke tubuhnya. Paru-parunya berisi cairan ketuban, berbeda dengan paru-paru Mama yang berkontraksi dan mengembang saat bernapas. Mama lah yang membantu perkembangan bayi dengan menyediakan seluruh manfaat dari bernapas, termasuk menyuplai oksigen untuknya.

Maka, bayi tidak bernapas di dalam rahim. Kebutuhan bayi di dalam kandungan terpenuhi oleh plasenta yang akan menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibunya. Itu sebabnya ibu hamil perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, rutin berolahraga, dan tidak merokok.

Plasenta pada satu sisinya menempel di dinding rahim, dan sisi lainnya menempel di tali pusar, yang kemudian tersambung pada bayi. Mama lah yang bernapas untuk bayi. Oksigen dihirup dan dihembuskan oleh Mama, kemudian berpindah melalui peredaran darahnya dan dikirimkan kepada bayi melalui plasenta dan tali pusar. Sebaliknya, darah yang mengandung karbondioksida dikirimkan kembali dari bayi melalui tali pusar dan plasenta, kemudian Mama mengeluarkannya saat membuang napas.

Bayi baru akan mengambil napas pertamanya setelah dilahirkan dan menangis. Bayi bisa menangis dengan sendirinya, atau dengan bantuan perawat atau dokter. Setelah lahir, bayi baru menggunakan paru-parunya karena tali pusarnya sudah dipotong. Paru-paru bayi mengembang saat menghirup dan menghembuskan udara, dan cairan ketubannya mengering. Darah yang mengalir ke paru-paru pun meningkat karena oksigen dihirup, dan karbondioksida dihembuskan keluar dari tubuh.Namun, bayi yang lahir prematur mungkin akan mengalami masalah karena suplai oksigen melalui plasenta dihentikan, dan paru-parunya belum siap untuk menyuplai oksigen ke tubuhnya. Paru-parunya juga belum benar-benar berkembang sebelum usia kehamilannya kira-kira 32 minggu. Meskipun begitu, dalam beberapa kasus, mungkin bayi prematur akan memerlukan oksigen tambahan dan ventilasi buatan.Menakjubkan bukan, bahwa ternyata bayi tidak bernapas dalam rahim, dan Mama lah yang memberinya napas kehidupan.

(Dini/New Kids Center)