Tidak Tahu Sedang Hamil sampai Saat Melahirkan, Kok Bisa?

By Dini, Jumat, 8 April 2016 | 05:00 WIB
Tidak Tahu Sedang Hamil sampai Saat Melahirkan, Kok Bisa? (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Dalam dunia kedokteran ada yang disebut kehamilan tersembunyi (hidden pregnancy). Itulah istilah medis untuk perempuan yang tidak tahu sedang hamil. Menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam British Medical Journal pada Februari 2002, ada satu kehamilan tersembunyi berbanding 475 kehamilan yang jelas gejalanya. Itulah mengapa, bukan hanya perempuan remaja yang bisa mengalaminya, tetapi perempuan dewasa pun bisa tidak tahu sedang hamil, bahkan sampai dia melahirkan.Perempuan yang tidak tahu sedang hamil dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:

• ObesitasMamil yang sebelumnya mengalami kelebihan berat badan kerap kali terlambat mengetahui jika dirinya hamil. Pasalnya, perubahan fisik yang menandakan kehadiran bayi di dalam rahim, tidak terlalu terlihat. Lemak ekstra juga membuatnya lebih sulit merasakan gerakan bayi.

• Menstruasi tidak teraturBiasanya, siklus menstruasi yang normal berkisar antara 25―35 hari. Namun, ada juga perempuan yang mengalami siklus di luar itu. Bahkan, ada yang pernah tidak mendapat menstruasi selama 2―3 bulan dan merasa sehat-sehat saja. Jadi, karena terlambat datang bulan sudah biasa baginya, maka ia tak tahu kalau sedang hamil.

• PerimenopausePerimenopause adalah fase saat tubuh mengalami transisi menuju masa menopause. Perimenopause biasanya terjadi pada usia pertengahan hingga akhir 40-an. Pada masa ini, tubuh seorang perempuan mengalami banyak perubahan, baik secara hormonal, fisik luar, maupun psikologis. Pada masa ini terjadi gejala-gejala, antara lain: gangguan siklus haid. Perubahan kejiwaan seperti semburan panas (hot flush), mudah marah dan gelisah, susah tidur, kurang percaya diri, pusing, dan berubahnya siklus menstruasi jadi tidak teratur. Nah, gejala terakhir inilah yang dapat tertukar dengan gejala kehamilan walau kasusnya jarang. Mama berpikir, tidak datang bulan karena sedang menuju menopause, tidak tahunya sedang hamil.

Tes kehamilan tidak akuratAda perempuan yang sudah curiga dirinya hamil, kemudian melakukan tes kehamilan mandiri dengan alat yang banyak dijual di  apotek. Namun tes kehamilan yang biasa ada di pasaran masih menyisakan 1% hasil yang salah. Hasil tes tidak akurat terjadi terutama jika ibu hamil melakukan pengujian terlalu awal sehingga tubuh tidak memproduksi cukup hormon beta HCG yang seharusnya terdeteksi. Atau jika ibu hamil minum terlalu banyak air sehingga ikut mengencerkan kadar hormon, atau jika salah menggunakannya.

Kehamilan anggur (mola hidatidosa) juga sering menyebabkan tes kehamilan menjadi negatif walaupun Mama sudah hamil 3―4 bulan. Itu dikarenakan kadar hormon beta HCG terlalu tinggi, sehingga menyebabkan test urine false negative (negatif palsu). Hal ini perlu dilakukan pengenceran urine dengan air/aqua bidest sebelum dilakukan tes kehamilan untuk menghindari hasil yang negatif palsu tadi.

Janin sangat tenangAdalah normal bayi dalam kandungan bergerak-gerak, utamanya saat trimester kedua. Namun, tidak semua ibu hamil merasakan gerakan janin dalam kandungan. Ini bisa terjadi karena janin sangat tenang atau karena plasenta berada di depan janin sehingga Mama tidak sadar sedang hamil.

Normalnya, untuk kehamilan pertama, Mama merasakan gerakan janin pada usia kehamilan di atas minggu ke-20, sedangkan pada kehamilan ke-2 dan seterusnya, gerakan janin dirasakan lebih awal, yaitu usia kehamilan di atas 16 minggu atau 18 minggu.

Terbiasa mualIbu hamil yang memiliki gangguan lambung bisa “tertipu” dengan gejala kembung dan mual. Mama mungkin mengira gangguan lambung atau maagnya kambuh, sehingga tidak tahu sedang hamil.

Perdarahan selama hamilKhususnya selama bulan-bulan pertama, sehingga membuat Mama berpikir dirinya masih menstruasi.

Mulai sekarang, coba lebih peka dengan kondisi tubuh ya, agar tidak ada peristiwa tidak tahu sedang hamil lagi.

Baca: Risiko Bila Tidak Sadar Sedang Hamil

Narasumber: Dr. Mondale Saputra, SpOG, RS Hasan Sadikin, Bandung

(Ika Nurul Syifaa)