Ingin Hamil, Setop Merokok

By Santi Hartono, Selasa, 5 April 2016 | 07:00 WIB
Ingin Hamil, Setop Merokok (Santi Hartono)

Tabloid-nakita.com Beberapa literatur mengatakan, kebiasaan merokok pada perempuan berdampak pada tingkat kesuburan. Selain itu, merokok terbukti mengakibatkan peningkatan risiko penyakit keganasan termasuk organ reproduksi. Zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi  atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang. Kebiasaan merokok juga menyebabkan penurunan produksi sel telur sehingga yang bersangkutan jadi tidak subur, menurunkan kemampuan ovarium untuk memproduksi estrogen, serta meningkatkan risiko terjadinya kecacatan pada sel telur.  Sebuah harian di Inggris pun melaporkan hasil suatu penelitian bahwa merokok dapat merusak sistem reproduksi seseorang dan mengurangi peluang untuk memiliki anak sehat. Mereka menganjurkan pasangan yang berencana memiliki anak agar menghindari kebiasaan merokok. Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan selama dua dekade itu menyimpulkan, merokok dapat menyebabkan rusaknya sistem reproduksi seseorang, sejak masa pubertas sampai dewasa.BERISIKO KE JANINMenurut dr. Bobby Drastiawan SpP, bila kebiasaan merokok tetap diteruskan selama hamil dapat berakibat pada  sistem kardiovaskular. Pasalnya, zat-zat kimia dalam rokok merupakan vasokonstriktor, yang bisa menyempitkan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah menuju plasenta dan bayi. Artinya,  rokok yang diisap langsung ataupun asap pembakarannya (perokok pasif),  akhirnya menimbulkan gangguan distribusi oksigen yang sangat penting bagi perkembangan janin. Hal ini mengakibatkan tersendatnya pasokan sumber makanan dan oksigen dari plasenta sehingga memungkinkan terjadinya plasenta terpisah dari rahim terlalu dini (keguguran), gangguan pertumbuhan janin sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) yang berisiko bayi akan sakit dan harus tinggal di rumah sakit lebih lama. Beberapa bayi bahkan bisa meninggal. Sebuah penelitian di Inggris mengatakan,  dari 3.000 sampai 5.000 kejadian keguguran per tahun di Inggris, berhubungan erat dengan merokok.   Merokok selama hamil juga merupakan  faktor risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Selain itu, bayi yang lahir dari ibu yang merokok lebih mungkin memiliki cacat lahir tertentu, seperti bibir sumbing atau tidak tertutupnya celah langit-langit. Nah, melihat risiko-risiko di atas, tak bisa ditawar lagi, tentunya kebiasaan merokok harus dihentikan agar Ibu tak memiliki kandungan nikotin sekecil pun di tubuh, serta meminimalkan risiko yang bisa membahayakan janin. KAPAN BERHENTI MEROKOK?Dampak rokok terjadi dalam periode waktu yang cukup panjang. Semakin lama perempuan itu merokok, tentunya semakin banyak zat kimia berbahaya yang mengendap di tubuhnya, sehingga butuh waktu lebih lama untuk membersihkannya. Oleh karena itu, sulit memberikan batasan waktu bagi perempuan perokok yang merencanakan kehamilan. Yang paling mungkin dilakukan adalah segera berhenti merokok bila merencanakan kehamilan. Sebagai panduan, Ibu dapat menyimak situs http://www.cdc.gov/reproductivehealth/tobaccousepregnancy/ yang memberikan planning/rencana berhenti merokok.Selain itu, baiknya Ibu juga menghubungi klinik mengatasi merokok yang biasanya ada di rumah sakit besar/rumah sakit pendidikan. Program berhenti merokok yang mereka jalankan pada Ibu, sekaligus juga  bisa memberi dukungan serta dorongan pada Ibu untuk melewati proses ini. Bicarakan hal ini dengan dokter Ibu,  dan dia akan bisa memberikan informasi yang Ibu butuhkan untuk berhenti.  Jika ingin hamil, setop merokok. Selamat mencoba! (Santi Hartono. Foto: Thinkstock)