Tabloid-Nakita.com - Ibu hamil pasti selalu berusaha menjaga kesehatan, agar janin tetap sehat dan persalinan berjalan lancar. Tetapi kadang-kadang ibu hamil bisa saja terkena penyakit. Misalnya, cacar air. Bahayakah terkena cacar air saat hamil?
Infeksi cacar air biasanya ditandai demam yang kadang tak terlalu tinggi, rasa tak enak badan, dan sakit kepala. Kemudian timbul gelembung kecil-kecil di kulit, yang semula warna agak jernih tapi lalu jadi keruh, pecah, dan kering membentuk krusta. Gelembung-gelembung ini biasanya bermunculan di daerah badan, lalu semakin menyebar ke seluruh tubuh dan wajah. Pada cacar air saat hamil, gejala varisela bisa menjadi lebih berat, termasuk kemungkinan komplikasinya.
Bila tak ada komplikasi berat, cacar air saat hamil bisa diatasi dengan rawat jalan. Namun bila ada komplikasi, seumpama radang paru, kemungkinan kelahiran prematur, dan sebagainya, harus dirawat di rumah sakit. Untuk infeksi cacar airnya, dokter akan memberikan antivirus, yang pada saat ini digunakan adalah acyclovir. Meski keamanannya bagi kehamilan belum dapat dipastikan tak ada, tapi sampai saat ini pemberian acyclovir diyakini dapat mencegah penyakit menjadi parah dan mencegah janin terkena infeksi cacar air dari si ibu.
Sedangkan pengobatan untuk gejala yang ditimbulkan dapat disesuaikan dengan keadaan, seperti obat penurun panas, bedak untuk mengurangi rasa gatal, dan obat batuk. Tentunya obat yang dipilih yang tak memberikan bahaya apa-apa pada si ibu dan janinnya.
Agar tidak terkena campak atau cacar air saat hamil, Mama bisa melakukan tindakan pencegahan. Bila memang belum pernah terkena infeksi varisela atau campak, lakukan imunisasi sebelum hamil.Kalau tidak ditangani, cacar air saat hamil memang mengancam janin dan kehamilan. Bila varisela menyerang ibu hamil pada trimester I dan II, ada kemungkinan menyebabkan kelainan bawaan yang disebut congenital varicella syndrome. Bayi dilahirkan dengan berbagai kecacatan pada tubuhnya, seperti kelainan bentuk pada kaki dan tangan, kulit, sistem saraf pusat (misal, hidrosefalus atau mikrosefalus) dan penglihatan (misal, saraf mata tak berkembang, katarak, atau terjadi peradangan pada retina).
Jika varisela menyerang di awal trimester III, kecacatan masih bisa terjadi. Bila pada pertengahan trimester III, ada kemungkinan menyebabkan kelahiran yang sebelum waktunya. Namun bila kejadiannya beberapa hari menjelang kelahiran, kecacatan tak terjadi tapi si bayi yang baru lahir bisa terkena infeksi varisela.
Namun Mama jangan kelewat cemas. Dengan pencegahan dan pengobatan, penyakit yang disebabkan virus varisela-zoster ini dapat diatasi, sehingga tidak mengganggu kehamilan dan janin. Kabar baiknya lagi, sebagian besar ibu hamil yang terinfeksi varisela, justru dapat melahirkan bayi yang normal dan sehat. Diduga karena virus tak selalu mencapai janin, lantaran daya tahan tubuh cukup baik, dan segera mendapatkan pengobatan.
(Faras Handayani)