Resiko Bila Terlambat Memberikan MPASI

By Dini, Kamis, 21 April 2016 | 22:30 WIB
Resiko Bila Terlambat Memberikan MPASI (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Seperti berjanji —harus tepat waktu— begitu pulalah kewajiban kita saat memberi MPASI untuk bayi.  Kapan itu waktu yang tepat?

Usia 6 bulan adalah saat tepat dimulainya pemberian MPASI atau makanan pendamping ASI. ASI tak tergantikan sebagai asupan paling sempurna buat bayi. Namun, jika kandungan gizi ASI tak lagi mencukupi karena si kecil tumbuh kian besar, MPASI harus diberikan.

Ya, unsur padat yang dimiliki MPASI berkhasiat menyiapkan bayi mengonsumsi makanan keluarga setelah nanti ia berusia 1 tahun. Gigi geligi si kecil dirangsang untuk tumbuh, juga otot-otot oromotornya (kemampuan mengunyah dan menelan makanan) akan terlatih dengan baik. Jika terlambat memenuhi janji ketemuan, kita paling disebelin teman. Tapi tak begitu jika kita terlambat memberikan MPASI.  Hanya saja, kecukupan gizi bayi bisa tidak terpenuhi. Mulai bayi berusia 6 bulan, kebutuhan energi dan gizi lainnya, terutama zat besi  sangat tinggi dan tak bisa lagi dicukupi oleh ASI semata. Bila keadaan kurang gizi ini berlanjut, pertumbuhan bayi akan terhambat dan bayi bisa menjadi pendek (stunting). Terlambat memberikan MPASI juga bisa membuat otot-otot oromotor bayi tidak terlatih untuk mengunyah makanan padat. Otomatis, sistem pencernaan bayi tidak belajar menerima makanan padat. Efeknya, jangan heran bila si kecil menjelma menjadi anak yang memiliki permasalahan makan. Suka ngemut makanan, salah satunya.  Sistem pencernaan yang tidak terlatih juga bisa membuat bayi mengalami masalah pencernaan. Seperti, mudah muntah setiap disuapi dan sering mengalami diare atau sembelit. Sebaliknya, pemberian MPASI yang terlalu dini —sebelum bayi berusia 6 bulan— akan berdampak buruk pada sistem pencernaannya. Bayi bisa menderita diare, bahkan sebagian memicu alergi. 

Karena itu, pastikan Mama tidak terlambat memberikan MPASI untuk si kecil atau terlalu dini. Berikan tepat pada waktunya.

Narasumber: Dr. Jenni, Mgizi, SpGK RS Grha Kedoya, Jakarta Barat

(Gazali Solahuddin)