Cegah Keterbelakangan Mental, Waspadai Gejala Ini pada Bayi

By Ipoel , Rabu, 13 April 2016 | 01:58 WIB
Cegah Keterbelakangan Mental, Waspadai Gejala Ini pada Bayi (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Anak cerdas dan sehat, itulah dambaan setiap Mama buat anaknya. Untuk itu, Mama harus jeli demi melihat kondisi dan perkembangan anak. Salah satunya adalah mewaspadai berbagai faktor yang menyebabkan keterbelakangan mental pada anak. Salah satu yang perlu diwaspadai adalah kekurangan hormon tiroid. Kekurangan hormon ini biasa dialami oleh bayi sejak dalam kandungan. Oleh karena itu pemeriksaan kadar tiroid wajib dilakukan pada bayi baru lahir agar tidak sampai terlambat ditangani.

Asal tahu saja, hipotiroid kongenital (HK) akibat kurangnya hormon tiroid bisa menyebabkan anak mengalami keterbelakangan mental. Keterbelakangan mental pada anak bisa dicegah jika diberikan terapi atau pengobatan sejak lahir.

Baca juga: Waspada kalau bayi pendiam dan jarang menangis

Sayangnya, banyak anak dengan HK tidak mendapatkan penanganan sejak dini. Hal ini terjadi karena tidak dilakukan skrining di rumah sakit saat bayi baru lahir.Orangtua biasanya tidak sadar karena 95 persen bayi hipotiroid kongeital tidak memunculkan gejala saat lahir. Jika ada, gejala tidak khas sehingga tidak disadari. Sebab, gejala HK baru muncul dengan jelas seiring bertambahnya usia anak. Apa saja gejala yang dapat muncul?

Dokter spesialis anak dan konsultan endokrin anak Aman Pulungan mengungkapkan, gejala klinis yang sering terlihat yaitu keterlambatan motorik pada anak.

Baca juga: Ini 10 cara agar bayi cerdas

Gejala lainnya yaitu, konstipasi atau sembelit, bayi kuning, lidah besar, bodong, hidung pesek, aktivitas menurun, terlambat bicara, kulit kering, mudah tersedak, ubun-ubun melebar, perut buncit, bersisik, mudah kedinginan, wajah sembab, dan pucat.

“Ketika sudah ada gejala klinis, IQ sudah menurun, di bawah 100, jadi 80, bisa turun lagi. Umur berapapun ketahuan HK harus langsung diterapi,” kata Aman dalam seminar Skrining Hipotiroid Kongenital di Jakarta, Senin (9/3/2015).

Biasanya, hambatan tumbuh kembang anak mulai terlihat pada usia 3-6 bulan. Jika tidak diobati, gejala akan semakin terlihat. Terapi atau pengobatan sejak bayi baru lahir bisa mencegah kerusakan otak sehingga anak bisa tumbuh kembang dengan normal.

Baca juga: Bayi yang Diajak Bicara Dua Bahasa Tumbuh Lebih Cerdas

Berdasarkan rekam medis di klinik endokrin anak di RSCM dan RSHS tahun 2012-2013, lebih dari 70 persen HK terdiagnosis setelah usia 1 tahun dan anak telah mengalami keterbelakangan mental permanen. Hanya 2,3 persen yang terdiagnosis sebelum usia 3 bulan. Untuk itu, skrining HK sejak bayi baru lahir penting dilakukan.

Di Indonesia, angka skrining HK pada bayi yang baru lahir cukup memprihatinkan, yaitu kurang dari 1 persen. Belum semua rumah sakit melakukan skrining HK. Pada tahun 2000-2013 pernah dilakukan skrining terhadap 199.708 bayi baru lahir di 11 provinsi di Indonesia. Hasilnya, ditemukan 73 bayi dengan HK yang artinya, ada 1 satu bayi dengan HK dari 2736 kelahiran.

Jangan tunggu gejala HK muncul pada anak. Lakukan skrining sejak bayi baru lahir merupakan langkah tepat untuk meningkatkan kualitas hidup anak.

(Ipoel/kompas Health)