Tabloid-Nakita.com - Gangguan pendengaran bisa dialami sejak bayi dalam kandungan sampai ia lahir. Banyak faktor yang menyebabkan gangguan pendengaran pada bayi.
Baca: Anak Terlambat Bicara akibat Gangguan Pendengaran
Dokter spesialis THT Siti Faisa Abiratno menjelaskan, faktor yang menyebabkan gangguan sejak dalam kandungan yaitu, jika ibu terkena virus TORCH (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes) saat hamil.“Penyakit ini jika diderita ibu hamil bisa membuat masalah pada bayi yang dikandung. Enggak hanya pendengaran, tapi juga penglihatan hingga fungsi jantung,” ujar Siti, dalam suatu bincang-bincang di Cochlear Training and Experience Centre, Lebak Bulus, Jakarta.
Baca: Cara Cepat Bersihkan Telinga Tanpa "Cotton Bud"
Virus TORCH dapat merusak rumah siput pada telinga bayi. Menurut Siti, kasus yang banyak terjadi yaitu karena virus Toksoplasma. Virus ini bisa tertular ke ibu hamil dari hewan peliharaan seperti kucing dan anjing. Kemudian banyak pula karena virus Rubella. Pada orang dewasa, virus ini hanya memunculkan bintik merah pada kulit.Selain itu, bayi yang lahir prematur dan bayi yang lahir kuning juga perlu diwaspadai mengalami gangguan pendengaran. Sakit kuning yang disebabkan tingginya bilirubin dalam tubuh bayi ini bisa merusak jalur pendengaran ke dalam otak bayi. Penyebab lain, yaitu bisa terjadi saat proses persalinan.
Baca juga: Hati-hati Jangan Sampai Telinga Bayi Kena ASI saat Disusui
“Misalnya, dalam proses persalinan normal yang agak sulit, kemudian begitu lahir bayi enggak langsung nangis, badannya biru-biru, itu karena kurang oksigen yang bisa memberikan dampak pendengaran,” terang Siti.Banyak pula faktor penyebab yang terjadi setelah bayi lahir. Di antaranya, jika terjadi infeksi telinga dan tidak ditangani dengan baik, pemberian obat suntik pada bayi ketika sakit, benturan keras pada kepala bayi, hingga mendengar suara keras seperti ledakan.Di samping itu, gangguan pendengaran pada bayi juga bisa terjadi karena faktor keturunan hingga perkawinan sedarah.
(KompasHealth)