Kalium memiliki jari-jari yang lebih besar, elektron terluarnya berada lebih jauh dari inti atom.
Gaya tarik-menarik elektron terluarnya dengan inti atom lebih lemah sehingga lebih mudah lepas.
Hal ini yang menyebabkan kalium lebih reaktif dibandingkan dengan natrium dan litium.
2. Energi ionisasi
Warna nyala api dapat dijelaskan menggunakan energi ionisasi.
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh satu atom netral dalam fase gas untuk melepaskan satu elektronnya.
Energi ionisasi pertama adalah energi yang dibutuhkan oleh satu atom untuk melepaskan satu elektronnya, sedangkan energi ionisasi kedua adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron keduanya, begitu seterusnya.
Perbedaan energi yang dibutuhkan oleh suatu unsur untuk melepaskan satu elektronnya akan memberikan perbedaan warna nyala yang dihasilkan unsur tersebut.
Unsur dengan energi ionisasi lebih rendah dapat memancarkan cahaya pada daerah sinar tampak ketika diberikan api bunsen.
Namun, unsur dengan energi ionisasi yang lebih tinggi memerlukan suhu yang lebih tinggi pula (tidak bisa dengan api bunsen saja) untuk menghasilkan nyala dan memiliki cahaya pada daerah ultraviolet.
Kembang api biasanya terdiri atas beberapa unsur logam. Ketika dibakar, setiap logam akan memancarkan cahaya sesuai dengan energi ionisasinya.
Hal inilah yang menyebabkan warna-warni pada nyala kembang api.
Baca Juga: Kunci Jawaban Asesmen Halaman 24-26 Fisika Kelas XI SMA Kurikulum Merdeka
3. Ainitas elektron
Ainitas elektron menyatakan perubahan energi yang dihasilkan saat suatu atom dalam keadaan gas menerima satu elektron membentuk anion (ion negatif).
Ainitas elektron menjadi sebuah ukuran mudah atau tidaknya suatu atom dalam menerima elektron.
Semakin besar perubahan energi yang dihasilkan, semakin besar pula kecenderungan atom menarik elektron membentuk anion.
Baca Juga: Kunci Jawaban Soal Ayo Berlatih Halaman 18 Kimia Kelas XI Kurikulum Merdeka