Mengenali Gejala Autis pada Anak di Bawah Tiga Tahun

By Syarifah Aulia, Kamis, 21 April 2016 | 00:47 WIB
Kenali Gejala Autisme pada Tiga Tahun Pertama Kehidupan Anak (Syarifah Aulia)

Tabloid-Nakita.com  - Orangtua mana yang tak ingin memiliki anak sehat secara jasmani dan rohani. Namun memiliki anak penyandang autisme bukanlah akhir dari segalanya, para orangtua justru harus bersyukur karena mama dan papa dipercaya oleh Tuhan untuk membesarkan anak spesial ini.

Autisme dalamThe Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition (DSM 5) disebut dengan ‘Autism Spectrum Disorder‘ (ASD). Anak-anak yang menyandang ASD mempunyai masalah dari segi sosial, komunikasi verbal atau nonverbal. Gejala dari aspek-aspek ini terlihat di usia 2 hingga 3 tahun. Autisme tidak sama dengan attention deficit hyperactive disorder (ADHD). Namun, bisa saja seorang anak mempunyai kedua gangguan ini.

Jadi, autisme merupakan gangguan perkembangan pada anak yang berakibat ketidakmampuan berkomunikasi, mengekspresikan perasaan, dan keinginannya. Inilah yang akhirnya membuat hubungan antara penyandang autisme dengan orang lain terganggu.

Gejala autisme muncul pada tiga tahun pertama kehidupan bayi. Mencatat kegiatan perkembangan anak adalah salah satu hal yang penting saat mendeteksi anak autisme. Mengenali gejala autisme sejak dini akan lebih memudahkan kita dalam menanganinya.

1. Usia tiga bulan Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, bayi penyandang autisme mungkin menunjukkan tanda-tanda berikut ketika usia tiga bulan:

- Tidak tersenyum pada orang. - Tidak menanggapi suara keras dan tiba-tiba. - Tidak berupaya untuk berbicara. - Tidak bereaksi terhadap wajah-wajah baru. - Mengalami kesulitan memegang atau menggenggam benda. - Tidak mengikuti obyek yang bergerak dengan matanya.

2. Usia tujuh bulan Gejala autisme yang paling umum diamati pada sekitar usia tujuh bulan, sebagai berikut:

- Tidak menunjukkan kasih sayang terhadap orangtuanya. - Tidak tertawa, tersenyum, atau membuat suara. - Tidak menengok untuk melihat orang yang sedang berbicara padanya. - Tidak mencoba untuk menjangkau objek. - Tidak mencoba untuk menarik perhatian Mama ke arahnya dengan tindakan tertentu. - Jarang menunjukkan minat dalam kegiatan permainan. - Tidak merespons setiap ada suatu tindakan yang mendadak.

3. Usia 12 bulan Jika bayi mengidap autisme, dia mungkin akan menampilkan tanda-tanda dan gejala berikut:

- Tidak membuat upaya untuk berbicara atau menggunakan kata-kata tunggal. - Jarang merangkak. - Tidak berdiri bahkan ketika didukung. - Tidak menunjukkan ekspresi saat menemukan benda menarik. - Tidak melompat, melambai, ataupun menggeleng.

"Orangtua harus berbesar hati dan jangan berlarut-larut dalam kesedihan, karena anak ini menunggu. Jangan biarkan anak-anak menunggu, ikhlaskan hatimu, Mam, percayalah ini hadiah yang diberikan Tuhan untukmu. Bila orangtua sudah bisa mengatasi dirinya maka perlahan-lahan orangtua dapat menerima dan tidak terus bertanya dalam hati 'Kenapa harus saya',” kata Dra. Retno Dewanti Purba, MPsi, di Female Radio Lounge, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Bila orangtua belum mampu menerima kondisi anak sebagai penyandang autisme, hal ini akan semakin menyulitkan. Mama akan selalu mempertanyakan kapan waktunya orangtua merasa bahagia dan melihat anaknya mandiri. Namun menurut Retno, sekarang lah waktunya. "Sekarang, Mam, bangkitlah. Anak itu menunggumu," katanya.

Yang terpenting, orangtua juga perlu mengetahui bahwa kini ada banyak terapi untuk menangani anak-anak autisme. Salah satunya terapi okupasi, yang membantu penyandang autisme mengembangkan ketrampilan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Juga mengembangkan minat, aktivitas, dan bermain yang serba terbatas. 

(Syarifah)