Ciri-ciri Anak Alami Gangguan Pendengaran Akibat Suara Bising

By Ipoel , Kamis, 17 Maret 2016 | 08:23 WIB
Ciri-ciri Anak Alami Gangguan Pendengaran Akibat Suara Bising (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com- Setelah mengetahui suara bising di arena bermain anak membahayakan, karena suara bisingnya sudah di luar batas toleransi, Mama  Papa sebaiknya segera aware dengan kondisi anaknya yang hobi bermain di arena permainan anak seperti itu.

         Arena bermain yang bising serta lingkungan yang penuh suara memekakkan telinga dapat mengganggu indra pendengaran anak. Nah ini ciri-ciri anak alami gangguan pendengaran akibat suara bising

Jika memang tanda-tanda seperti itu ditemukan, baiknya Mama  Papa membawa anak untuk diperiksakan dan konsultasi dengan dokter THT.

Sebaliknya jika anak tidak menunjukkan kondisi seperti itu, mulai sekarang jauhkan mereka dari area-area bising, terlebih yang di luar batas toleransi.

Untuk mengetahui mana area bising yang harus dihindari mudah saja, apalagi di zaman gadget seperti sekarang. Tinggal unduh aplikasi dB meter pada perangkat gadget, kita sudah bisa mendeteksi area mana yang tingkat kebisingannya di luar batas toleransi.

Selain dengan menggunakan aplikasi, cara sederhana pun bisa kita lakukan. Jika berada di arena bermain harus berbicara dengan suara kencang apalagi sampai harus teriak-teriak dengan orang di sebelah kita, itu pertanda tempat di mana kita sedang berada memiliki tingkat kebisingan yang tinggi.

Begitu pun bila kita merasa cepat penat, pusing, merasa sumpek saat berada di arena bermain anak. Coba keluar dari tempat tersebut. jika di tempat yang jauh dari arena bermain itu, kita menjadi lebih tenang dan hening, apa-apa yang dirasakan tadi serta merta hilang, bisa jadi tempat bermain anak tersebut mempunyai tingkat kebisingan yang tinggi. Mungkin saja sudah di atas 90 dB.

TEGAKKAN ATURAN

Untuk menghindari efek suara bising yang sangat merugikan anak, juga kita sebagai orang dewasa, langkah terbaik adalah menghindari tempat-tempat tersebut. Pilihan ini jauh lebih baik daripada membolehkan anak bermain di arena bising, tapi mewajibkannya menggunakan ear plug. Sebab, mana asyik mainnya tanpa mendengar dentuman suara-suara dari alat bermain tersebut.

          Cara lainnya yang bisa dilakukan orangtua adalah dengan menegakkan aturan dan dipatuhi anak, mainnya cukup 15—30 menit dan cukup 1—2 kali seminggu, supaya tidak membuat anak ketagihan. Jika aturan tersebut bisa ditegakkan dengan baik, tak hanya anak akan senang bisa bermain di tempat tersebut, tapi juga anak bisa mendapatkan manfaat positifnya, seperti;

Akan tetapi, pada anak-anak tertentu baiknya kita benar-benar menghindarkannya dari suara bising, seperti: anak-anak yang pernah trauma dengan suara keras, anak yang memiliki pendengaran sensitif, anak yang mengalami gangguan perkembangan, semisal anak berkebutuhan khusus, beberapa di antaranya sangat tidak menyukai suara bising. Jika ia mendengar kebisingan, maka gangguan perilakunya akan muncul seperti meronta-ronta, berteriak, menjerit, menangis, dan lainnya.

Jaga telinga dari paparan suara bising, demi masa depan anak-anak Indonesia. (*)