Anak yang diasuh oleh orangtuanya akan berbeda hasilnya dibandingkan dengan yang diasuh oleh orang lain. Mengapa demikian? Sebab, pengasuhan oleh orangtua seharusnya didasarkan pada ikatan batin di antara keduanya. Rasa sayang, ingin melakukan yang terbaik buat anak, akan menjadi fondasi dari pengasuhan yang positif.Dari sudut agama, anak adalah karunia dan titipan dari Tuhan yang harus kita pelihara dengan sebaik-baiknya. Selain itu, orangtua perlu melengkapi diri dengan pengetahuan mengenai bagaimana cara pengasuhan yang tepat untuk anak pada usia tertentu, mengingat anak akan menjalani perkembangan yang unik pada setiap tahapnya. Masa bayi (sampai usia 18/24 bulan), toddler (18-36 bulan), prasekolah (3-sekitar 7 tahun), usia sekolah (6/7-sekitar 12 tahun), remaja (11-19 tahun), perlu diasuh dan dibesarkan melalui pendekatan tertentu. Misalnya, pada masa bayi yang dibutuhkan oleh anak adalah pengasuhan yang menimbulkan rasa aman sehingga akan membentuk rasa percaya (trust) terhadap orangtuanya dan menjadi salah satu fondasi utama untuk membangun rasa percaya diri pada anak. Rasa aman pada masa bayi, bisa terwujud dari pemenuhan kebutuhan biologis sampai pada kebutuhan emosinya. Bagaimana orangtua bisa menenangkan anak yang sedang kesakitan, marah, menghibur ketika bayi merasa sedih, kecewa, dan seterusnya.
Kembali mengenai pengasuhan oleh siapa yang terbaik, tentu saja oleh orangtua kandung. Sebab anak akan merasa dirinya diperhatikan, dikasihi, dan berharga untuk orangtuanya sehingga sebagai mahluk hidup dia akan merasa berharga. Dengan sendirinya, dia akan lebih lekat (attach) dengan orangtuanya. Ketika dia diliputi oleh rasa sedih, ketakutan, yang dicari adalah orangtuanya, terutama ibunya. Perilaku yang ditiru lebih banyak perilaku orangtuanya.Sebaliknya, bila anak diasuh oleh pengasuh, maka kelekatan yang terbentuk adalah dengan pengasuhnya dan anak pun akan meniru perilaku pengasuh. Selanjutnya, bisa dibayangkan, bagaimana ketika anak semakin besar dan menyadari bahwa orangtuanya tidak memedulikannya? Tidak heran bila dia memilih pengasuh dan merasa kecewa pada orangtuanya.
Agar kekhawatiran bahwa anak lebih dekat dengan pengasuh tidak terjadi, terus lakukan komunikasi dengan anak selama Mama berada di kantor. Kemudian, ambil alih kembali peran ibu dari pengasuh begitu Mama tiba kembali di rumah. Yang penting, penuhi kebutuhan emosional anak begitu Mama berada di sampingnya. Jangan putus asa ya, Mam.
Narasumber: Dra. Mayke S. Tedjasaputra, MSI, Pakar Perkembangan Anak dan Play Therapist