Bagaimana Kalau Bayi Didiagnosa Down Syndrome

By Ipoel , Rabu, 18 April 2012 | 21:00 WIB
Didiagnosa Down Syndrome (Ipoel )

Nakita.id - Salam kenal, saya Ibunda Nanta, anak laki-laki dengan berat lahir BB/PB 3,0kg/48cm. Pasca melahirkan, bayi saya diperiksa oleh dokter dan didiagnosa Down Sindrom. Sungguh berita yang sangat membuat kami sekeluarga sangat sedih. Bayiku sangat pasif, sangat sulit dibangunkan dari tidurnya, dan jarang sekali menangis. Setelah usia lebih 2 minggu, bayiku sudah mulai aktif gerakan tangan dan kakinya. Ia juga lebih lebih sering menangis dan hampir setiap jam minta menyusu. Setelah usia 65 hari, BB/PB 4,2 kg/52 cm wajahnya pun sudah mulai berubah layaknya bayi pada umumnya walaupun matanya masih agak terlihat sipit. Yang ingin saya tanyakan apakah ciri-ciri anak Down Sindrom? Apakah penyebabnya? Penanganan seperti apa yang harus dilakukan orangtua? Apakah pemberian suplemen DHA (minyak ikan) dapat membantu perkembangan otak bayi dan amankah diberikan pada bayi dibawah usia 6 bulan? Mohon Penjelasannya

Ibunda Nanta – email

Ibunda Nanta yang baik, pertama saya ingin mengucapkan turut bersimpati atas ujian yang diterima,  semoga Tuhan YME selalu beserta bapak/Ibu beserta Nanta.

Sindrom Down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak, diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. 

Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.

Pada manusia normal, jumlah total kromosomnya adalah 46, sedangkan pada anak-anak dengan sindrom Down terdapat kelebihan jumlah pada kromosom 21, sehingga jumlah totalnya menjadi 47.

Karena itu kelainan ini sering juga disebut dengan trisomi 21.

Kelebihan kromosom inilah yang menyebabkan “kelainan” perkembangan tubuh dan otak. Sayangnya sampai saat ini belum ada terapi khusus untuk mengatasi kelainan ini.

Gejala sindrom ini bervariasi, dari yang ringan hingga berat. Secara penampilan, anak-anak dengan sindrom Down memiliki “kesamaan”, dan dahulu orang menyebutnya anak dengan berwajah seperti bangsa Mongolia, intelegensia di bawah rata-rata usianya, keterlambatan tumbuh kembang dan sebagainya.

Beberapa kelainan dapat menyertai kondisi ini seperti kelainan jantung bawaan, kelainan di saluran cerna, kelainan di mata dan sebagainya.

Anak dengan sindrom Down memang tak dapat mengalami tumbuh kembang seperti anak yang normal, namun bukan berarti mereka tidak dapat tumbuh seoptimal mungkin.

Yang penting adalah tetap memberinya lingkungan yang optimal untuk tumbuh kembangnya, nutrisi yang cukup, imunisasi, stimulasi terhadap perkembangan neuromotriknya, kognitifnya agar ia tetap mendapatkan hak-hak sepenuhnya.

Sudah barang tentu ini memerlukan upaya yang keras, penuh kesabaran ekstra dan rasa kasih sayang yang tiada putusnya.

Ada baiknya bila Bapak dan Ibu dapat berkonsultasi kepada dokter anak terdekat tentang kondisi si kecil agar tetap dapat tumbuh dengan sehat dan seoptimal.