Dukung Perempuan Pekerja Migran dan Anak-anak di Indonesia, Uni Eropa Bersama ILO dan UNODC Luncurkan Proyek PROTECT

By Shannon Leonette, Selasa, 14 Mei 2024 | 15:08 WIB
Selasa (14/5/2024), Uni Eropa bersama ILO dan UNODC luncurkan proyek terbaru yang akan berlangsung selama tiga tahun bertajuk 'PROTECT'. Berikut berita selengkapnya. (Dok. Press Release)

Selain itu, anak-anak yang menemani pekerja migran juga menghadapi risiko tinggi pelecehan, eksploitasi, perdagangan dan akses yang kurang memadai ke layanan perlindungan anak.

Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Denis Chaibi mengatakan, orang-orang di seluruh dunia dipaksa untuk meninggalkan rumah guna mencari kehidupan yang lebih baik.

Namun, perempuan pekerja migran dan anak-anak menghadapi risiko yang lebih tinggi saat transit dan di negara tujuan mereka.

"Hari ini menandai langkah maju yang penting dalam komitmen bersama kita untuk memastikan hak-hak perempuan dan anak-anak Indonesia saat migrasi kerja dengan mempromosikan kebijakan migrasi yang berkelanjutan," ujar Denis Chaibi.

"Bersama dengan Indonesia dan mitra negara-negara lainnya di kawasan ini, kami berupaya memupuk peluang atas pekerjaan yang bermartabat seraya mengurangi kerentangan yang dihadapi perempuan dan anak-anak," lanjutnya.

Prakarsa baru 'PROTECT' ini disambut baik oleh Ida Fauziyah untuk meningkatkan kapasitas dan mekanisme nasional bagi penerapan kebijakan, penyediaan layanan, dan upaya pencegahan.

"Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kebijakan dan tata kelola migrasi kerja untuk melindungi pekerja migrannya dengan lebih baik, terutama perempuan," ungkapnya.

'PROTECT' menjadi Layanan Terpadu Satu Atap yang responsif gender di empat kabupaten.

"Karenanya, melalui prakarsa 'PROTECT' ini, kami dapat terus bekerja sama untuk mendukung prioritas pemerintah Indonesia dalam melindungi pekerja migran dan keluarga mereka serta mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," lanjut Ida Fauziyah menjelaskan.

Mengingat pentingnya proyek baru ini bagi Indonesia, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste Simrin Singh menyatakan, migrasi kerja merupakan pendorong pembangunan ekonomi dan sosial di negara asal dan tujuan, memberikan manfaat bagi pekerja migran, komunitas, dan pemberi kerja.

"Kebijakan dan pendekatan tata kelola migrasi harus responsif gender, lebih inklusif, dan sejalan dengan standar ketenagakerjaan internasional apabila kita ingin memberikan perlindungan dan akses terhadap pekerjaan yang layak bagi pekerja migran, yang sangat penting bagi keadilan sosial," jelasnya.

Baca Juga: Peringati Hari Pekerja Nasional, Simak Hak Menyusui Bagi Ibu Pekerja