Nakita.id - Mengawasi kesehatan bayi adalah prioritas utama bagi setiap orang tua.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah kondisi feses bayi, karena ini bisa menjadi indikator kesehatan sistem pencernaannya.
Diare pada bayi merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi. Kenali ciri-ciri feses bayi diare, penyebab, serta cara mengatasinya.
Ciri-ciri Feses Bayi Diare
1. Konsistensi Lebih Cair
Feses bayi yang normal biasanya berbentuk pasta atau semi-padat, terutama jika bayi hanya mengonsumsi ASI.
Feses yang tiba-tiba menjadi sangat cair adalah tanda utama diare.
2. Frekuensi Buang Air Besar Meningkat
Bayi yang mengalami diare akan lebih sering buang air besar dari biasanya.
Jika biasanya buang air besar satu hingga dua kali sehari, bayi dengan diare bisa melakukannya lebih dari tiga kali sehari.
3. Perubahan Warna Feses
Warna feses bayi yang normal bisa bervariasi tergantung makanannya, namun feses yang sangat berair dan mungkin mengandung lendir atau darah menunjukkan adanya diare.
Warna feses bisa menjadi hijau atau kuning yang sangat cerah.
4. Bau yang Lebih Menyengat
Feses bayi dengan diare biasanya memiliki bau yang lebih menyengat dan tidak sedap dibandingkan dengan feses normal.
5. Adanya Lendir atau Darah
Jika terdapat lendir atau darah dalam feses bayi, ini bisa menjadi indikasi adanya infeksi atau kondisi medis serius yang memerlukan perhatian segera.
Baca Juga: Jangan Langsung Beli Obat, Atasi Diare saat Hamil dengan 8 Jenis Obat Rumahan Ini
Penyebab Diare pada Bayi
1. Infeksi Virus atau Bakteri
Rotavirus adalah penyebab paling umum diare pada bayi. Selain itu, bakteri seperti E. coli, Salmonella, dan Shigella juga bisa menjadi penyebab.
2. Alergi Makanan atau Intoleransi
Alergi terhadap protein susu sapi atau intoleransi laktosa dapat menyebabkan diare pada bayi.
3. Penggunaan Antibiotik
Penggunaan antibiotik bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam usus, menyebabkan diare.
4. Pemberian Makanan Baru
Pengenalan makanan padat terlalu cepat atau perubahan pola makan juga bisa menyebabkan diare.
5. Kondisi Medis Lain
Penyakit celiac atau gangguan penyerapan lainnya bisa menyebabkan diare kronis pada bayi.
Cara Mengatasi Diare pada Bayi
1. Pemberian Cairan yang Cukup
Dehidrasi adalah risiko utama dari diare. Pastikan bayi mendapatkan ASI atau susu formula lebih sering untuk mencegah dehidrasi. Oralit bisa digunakan sesuai dengan anjuran dokter.
2. Pantau Tanda Dehidrasi
Tanda dehidrasi pada bayi meliputi mulut kering, menangis tanpa air mata, fontanel cekung, dan sedikit atau tidak ada urine.
Jika terlihat tanda-tanda ini, segera konsultasikan dengan dokter.
3. Perubahan Pola Makan
Jika diare disebabkan oleh alergi makanan, hentikan pemberian makanan yang dicurigai dan konsultasikan dengan dokter mengenai alternatifnya.
4. Hindari Obat Diare Tanpa Resep
Jangan memberikan obat diare yang dijual bebas tanpa konsultasi dengan dokter, karena bisa berbahaya bagi bayi.
5. Kebersihan dan Sanitasi
Jaga kebersihan botol susu, mainan, dan lingkungan sekitar bayi untuk mencegah infeksi.
Baca Juga: Ciri-ciri Bayi Diare karena ASI, Begini Cara Tepat Menanganinya
Kapan Harus ke Dokter?
Segera bawa bayi ke dokter jika:
- Diare berlangsung lebih dari beberapa hari.
- Feses mengandung darah atau lendir.
- Bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.
- Bayi demam tinggi.
- Bayi menjadi sangat lemah atau lesu.
Mengetahui ciri-ciri feses bayi yang diare sangat penting untuk dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat.
Memahami penyebab dan cara mengatasinya bisa membantu orang tua menjaga kesehatan bayi mereka dengan lebih baik.
Jika diare pada bayi tidak kunjung membaik atau menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan, segeralah konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Perhatian dan tindakan cepat dapat mencegah komplikasi dan memastikan bayi tetap sehat dan bahagia.
Sebagian isi artikel ini ditulis menggunakan teknologi kecerdasan buatan.
Baca Juga: Obat Diare Anak dari Bahan Herbal, Pilihan Aman dan Alami untuk Kesehatan Si Kecil