Nakita.id - Kabar Ruben Onsu menggugat cerai Sarwendah menjadi topik hangat yang ramai diperbincangkan publik.
Bagaimana tidak? Selama ini pernikahan Ruben dan Sarwendah tampak selalu harmonis dan romantis.
Ruben dan Wendah dikaruniai dua orang anak perempuan, Thalia Onsu dan Thania Onsu.
Ruben Onsu juga mengangkat seorang anak laki-laki bernama Betrand Peto.
Namun di tahun ke-9 pernikahan, rumah tangga Ruben dan Sarwendah dikabarkan retak.
Pasangan ini sempat pisah ranjang sampai akhirnya Ruben Onsu melayangkan gugatan cerai.
Melansir dari laman Tribun Seleb, gugatan cerai Ruben Onsu kepada Sarwendah sudah tercatat dalam sistem Pengadilan Negeri sejak 9 Juni 2024.
Hal ini dipastikan oleh Tumpanuli Marbun selaku Human Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Disebutkan ada gugatan cerai dari RSO (Ruben Samuel Onsu) kepada S (Sarwendah).
"Berdasarkan SIPP kita ada gugatan dari penggugat atas nama RSO melawan dengan S mengenai gugatan perceraian yang didaftarkan pada 9 Juni 2024," ungkap Tumpanuli Marbun.
Dalam gugatan cerai tersebut, Ruben Onsu dikatakan tidak menuntut hak asuh anak atau harga gono-gini.
Baca Juga: Dampak Perceraian Orang Tua pada Psikologis Anak, Bisa Picu Stres hingga Masalah Kesehatan Mental
Artinya, Ruben hanya menginginkan perceraian saja.
"Hak asuh anak tidak ada, (gana-gini) enggak ada. Hanya perceraian," bebernya.
Dari perceraian Ruben dan Sarwendah ini, lantas apa dampak yang bisa dirasakan oleh ketiga anaknya?
Dampak Perceraian Orangtua untuk Anak
1. Dampak Emosional
a. Kesedihan dan Depresi
Perceraian seringkali membuat anak-anak merasa sedih dan kehilangan. Mereka mungkin merasa kehilangan keutuhan keluarga yang selama ini mereka kenal.
Perasaan ini bisa berkembang menjadi depresi jika tidak ditangani dengan baik.
b. Rasa Bersalah
Banyak anak merasa bersalah atas perceraian orang tua mereka. Mereka mungkin berpikir bahwa mereka adalah penyebab perceraian atau bahwa mereka bisa melakukan sesuatu untuk mencegahnya.
c. Kemarahan dan Frustrasi
Anak-anak mungkin merasa marah atau frustrasi terhadap salah satu atau kedua orang tua.
Baca Juga: Dampak Perceraian Orangtua Pada Psikologis Anak, Kesehatan Mental Si Kecil Jadi Taruhannya
Mereka bisa merasa marah karena perubahan yang terjadi dalam hidup mereka, termasuk perubahan tempat tinggal dan rutinitas sehari-hari.
d. Kecemasan dan Ketidakpastian
Ketidakpastian mengenai masa depan, termasuk tempat tinggal dan pengaturan pengasuhan baru, dapat menyebabkan kecemasan yang signifikan pada anak-anak.
Mereka mungkin merasa khawatir tentang bagaimana hidup mereka akan berubah dan apa yang akan terjadi selanjutnya.
2. Dampak Psikologis
a. Masalah Perilaku
Anak-anak dari keluarga bercerai cenderung menunjukkan masalah perilaku lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga yang utuh.
Mereka mungkin menjadi lebih agresif, memberontak, atau tidak patuh.
b. Gangguan Tidur
Stres dan kecemasan yang dialami anak-anak akibat perceraian dapat mengganggu pola tidur mereka. Mereka mungkin mengalami insomnia atau mimpi buruk.
c. Masalah Kepercayaan
Baca Juga: Boleh Bersedih Tapi Jangan Berlarut-larut, Ini Dia Cara Mengatasi Trauma Akibat Perceraian
Anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam mempercayai orang lain, terutama dalam hubungan romantis di masa depan.
Mereka bisa takut mengalami kegagalan hubungan seperti yang dialami oleh orang tua mereka.
d. Penurunan Kesehatan Mental
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga bercerai lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti gangguan kecemasan dan depresi.
3. Dampak Sosial
a. Isolasi Sosial
Anak-anak mungkin merasa malu atau berbeda dari teman-teman mereka karena perceraian orang tua.
Hal ini bisa mengarah pada isolasi sosial, di mana anak-anak menarik diri dari interaksi sosial.
b. Kesulitan dalam Hubungan Sosial
Anak-anak bisa mengalami kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan sosial yang sehat.
Mereka mungkin kesulitan mempercayai orang lain atau merasa tidak nyaman dalam hubungan sosial.
c. Perubahan dalam Dinamika Keluarga
Perceraian mengakibatkan perubahan besar dalam dinamika keluarga, termasuk pengasuhan bergantian dan tinggal di dua rumah yang berbeda.
Perubahan ini bisa menyebabkan ketidakstabilan dalam hubungan keluarga dan mempengaruhi perasaan aman anak.