Trik Mengatasi Keadaan Darurat pada Bayi

By Gisela Niken, Kamis, 3 Maret 2016 | 03:15 WIB
Trik Mengatasi Keadaan Darurat pada Bayi (Gisela Niken)

Tabloid-Nakita.com – Saat bayi mengalami luka atau sakit, mungkin Mama dapat meredamnya dengan obat atau sekadar pelukan yang memberi rasa aman. Namun, Mama perlu mengetahui beberapa keadaan darurat yang perlu penanganan khusus, bahkan harus langsung membawa si kecil ke dokter. Beberapa trik di bawah dapat mengatasi keadaan darurat pada bayi.

1. DemamBayi di bawah usia 3 bulan dan mengalami demam hingga suhu 38 derajat Celcius wajib dibawa ke dokter. Bayi di usia tersebut belum mendapatkan vaksinasi apa pun sehingga sangat berbahaya jika mengalami demam karena bisa jadi ia mengalami infeksi serius. Untuk bayi di atas 6 bulan, Mama bisa menanganinya di rumah. Berikan ia obat penurun demam, dan mandikan ia dengan air hangat. Jika cara tersebut tidak menurunkan panasnya selama tiga hari, Mama harus membawanya ke dokter.Baca juga: Kenali Arti Tangisan Bayi 

2. JatuhJika bayi terjatuh dari tempat tidur atau tempat yang lebih tinggi, Mama harus memastikan tidak ada tanda-tanda cedera seperti kemerahan, bengkak, dan pendarahan. Tanda-tanda cedera lainnya dapat berupa menangis berlebihan, muntah, serta gerakan mata yang tidak normal. Mama harus terus memantaunya sampai 12 hingga 24 jam. Mama harus membawanya ke dokter jika ia kesulitan memindahkan tangan dan kaki, rewel, hingga tidak bisa tidur.

3. Menelan benda asingBayi yang menelan benda asing dapat menimbulkan dampak berbeda, tergantung benda yang masuk ke dalam mulutnya. Benda yang berbahaya akan langsung membuatnya sulit bernapas bahkan memuntahkan cairan berwarna kehijauan. Jika terjadi demikian, Mama harus membawanya ke dokter. Jika ia masih mampu bernapas, Mama bisa membantu mengeluarkan benda tersebut dengan batuk. Tepuklah punggungnya secara perlahan agar benda tersebut keluar. Jika tidak bisa, Mama bisa membawanya ke dokter untuk mengetahui benda apakah yang masuk dan bagaimana cara mengeluarkan benda tersebut.Baca juga: Kapan Bayi Perlu Dibawa ke Dokter? 

4. Reaksi dari alergi makananMama bisa mengatasi dampak alergi terhadap makanan jika tidak menimbulkan dampak yang buruk seperti bibir bengkak atau membiru, diare, bahkan pup yang berdarah. Mama harus membawanya ke dokter jika reaksi alergi yang ditimbulkan juga parah. Hal ini akan membantu Mama mengetahui alergi makanan yang ia derita. Alergi makanan juga bisa datang dari makanan yang Mama makan dan tersalurkan lewat ASI.

Reaksi dari alergi makanan biasanya terjadi setelah beberapa kali mengonsumsi, sebab ada jeda bagi sistem pertahanan tubuh untuk memicu reaksi. Langkah pertama yang perlu Mama cari tahu ialah penyebab alergi. Alergi bisa datang dari makanan ataupun dari lingkungan sekitarnya seperti debu dan bulu hewan.

Mama perlu sigap dan memahami penyebab dari kejadian-kejadian darurat yang dialami bayi agar mampu mengatasi keadaan darurat pada bayi. Jangan menganggap enteng apa yang terjadi pada si kecil sebab dampaknya bisa muncul di kemudian hari. Dampak tersebut bisa jadi lebih membahayakan.(Niken/Parents)