Tabloid-Nakita.com - Memberi makan anak memang membutuhkan tantangan tersendiri. Hal ini bukan saja menantang kemampuan orangtua untuk membuat anak mau makan, terutama makan yang sehat, tetapi juga masalah kedisiplinan lainnya. Misalnya, disiplin pada waktu, pada tempat, juga pada kebiasaan lainnya. Tak percaya? Coba lihat kebiasaan tak sehat saat menyuapi anak ini:
Jadwal tidak teraturUntuk menciptakan kebiasaan makan yang baik pada anak, pertama-tama Anda harus menetapkan jadwal makan yang teratur. Tentukan jam makan pagi, siang, dan malam, termasuk waktu ngemilnya. Jika ia meminta makanan atau kudapan lain di luar jam yang sudah ditentukan dan ia sebenarnya sudah kenyang, katakan bahwa jam ngemilnya sudah lewat. Atau, tawarkan buah sebagai penggantinya. “Awalnya mungkin sulit, tapi hasilnya rasa lapar anak bisa diatur dan diperkirakan waktunya,” jelas Linda Piette, RD, penulis buku Just Two More Bites!.
Tidak makan di meja makanKarena khawatir anak bosan atau tak mau makan, Mama lantas mengajak si kecil makan sambil bermain atau berjalan-jalan di luar rumah untuk mengalihkan perhatiannya. Namun, cara ini akan mengirim pesan pada anak bahwa makan itu bukan hal yang penting. Membiasakan anak makan di meja makan, meskipun ia berada di kursi bayinya, akan mengajarkan anak berbagai kebiasaan baik. Ia akan fokus pada makanannya, yang membuatnya sadar ketika sudah kenyang. Anak akan diajarkan kedisiplinan mengenai waktu dan tempat, dan rasa kebersamaan.
Meloloh makanan bayiBanyak orangtua beranggapan, meloloh atau mengunyahkan makanan sebelum disuapkan kepada bayi akan memudahkan bayi menelan makanan. Bayi tak akan tersedak makanan yang belum cukup lembut karena mulutnya belum mampu mengunyah. Cara ini tak disarankan karena orangtua bisa memindahkan infeksi dan penyakit kepada bayi.
Dr. Jennifer Landa, pakar terapi hormon bioidentical, mengatakan, “Memang ada yang berpikir bahwa ibu yang mengunyahkan makanan bayi akan memberikan enzim-enzim dari mulutnya, tapi hal ini bukan praktik yang higienis. Bermacam virus dan bakteri, dan terutama virus herpes, bisa berpindah dari ibu ke bayi. Sistem kekebalan bayi belum siap menghadapi mikroba ini.”
Makan sambil ditiup-tiupMeniup makanan biasanya dilakukan agar makanan panas menjadi cepat dingin. Tetapi cara ini jangan dibiasakan. Lebih baik gunakan kipas untuk mendinginkan makanan. Karena ketika meniup, ada partikel-partikel dari dalam mulut yang terlepas. Partikel tersebut berasal dari sisa-sisa makanan di sela-sela gigi, atau dari kuman dan bakteri yang ada di dalam mulut. Kuman ini tentu berbahaya, karena bisa saja memicu timbulnya penyakit. Jika kuman tersebut tertiup ke makanan, makanan akan terkontaminasi kuman, lalu si kecil akan ikut terkena penyakit.
Tidak makan bersama si kecilMakan bersama akan memberikan banyak contoh baik bagi si kecil, demikian pendapat Maryann Tomovich Jacobsen, MS, RD, pakar diet dan pengelola RaiseHealthyEaters.com. Misalnya, tidak makan berlebihan, mengambil makanan secukupnya sehingga tidak membuang sisanya ke tempat sampah, dan tentunya mau mencoba makanan yang bervariasi. Sedangkan jika anak sering makan sendiri atau disuapi saat bersama teman-temannya, ia akan lebih banyak melihat contoh buruk. Misalnya, menolak makanan, ngemut, atau makan dengan menu tak sehat dan yang itu-itu saja.
Makan sambil nonton televisiHasil studi menunjukkan bahwa makan sambil nonton televisi bisa memicu kenaikan berat badan dan kebiasaan makan yang buruk. Menurut studi pada 2008 yang diterbitkan di International Journal of Obesity, dari setiap satu jam tambahan yang dihabiskan untuk menonton televisi, anak akan mengonsumsi 106 kalori lebih banyak tanpa mereka sadari. Karena, mereka duduk lebih lama di depan televisi dan akhirnya makan atau ngemil lebih banyak. Kebiasaan berlama-lama nonton televisi ini juga akan membuat anak enggan bergerak, bahkan bisa membawa kebiasaan ini sampai dewasa. (Dini/Berbagai sumber)