Langkah Pertama Si Kecil

By Santi Hartono, Selasa, 28 April 2015 | 08:30 WIB
Langkah Pertama Si Kecil (Santi Hartono)

Tabloid-nakita.com – Menyaksikan perkembangan sang buah hati—dari merambat, berjalan goyah, sampai berjalan mantap—, semua itu sangat menyenangkan untuk diikuti. Sebelum ia pada akhirnya berhasil berjalan, bahkan berlari, bagian yang umumnya paling mengharukan bagi Mama dan Papa adalah melihat ia terus berusaha dan berproses.

    Setelah si kecil tahu bagaimana cara mengangkat tubuhnya untuk berdiri, dia akan semakin bersemangat untuk mempelajari hal-hal menarik lain di luar dunianya—dan itu bisa diartikan sebagai mengambil satu langkah besar menuju masa depan. Langkah pertama si kecil mungkin akan terjadi beberapa hari atau beberapa bulan setelah ia berdiri. Dan hanya diperlukan sedikit lompatan, loncatan, dan lonjakan (dengan kata lain latihan, latihan, dan lebih banyak latihan!) agar ia bisa berjalan, baik dipegangi maupun mandiri.

Banyak anak akan naik tingkat, dari berdiri ke merambat (atau berjalan sambil berpegangan pada perabotan) saat mereka berumur 9 atau 10 bulan. Ketika mereka sudah siap untuk mencoba melangkah tanpa berpegangan pada benda apapun yang bisa dipegangi  (termasuk kaki Mama atau Papa) agar mereka bisa tetap berdiri, Mama dan Papa boleh bersiap-siap untuk menyaksikan langkah-langkah pertama si kecil. Kebanyakan anak belum bisa melangkah sendiri hingga mereka melewati ulang tahun pertama mereka (rata-rata saat mereka berumur 14 bulan), meski bukanlah hal yang aneh jika ada anak yang baru mulai berjalan mandiri selambat-lambatnya saat berumur 18 bulan (atau dalam beberapa kasus, secepat-cepatnya saat berumur 7 bulan).

Alasan lain mungkin berkaitan dengan tubuhnya: Buah hati Mama mungkin mewarisi kecepatan kemampuan Mama atau Papa (dalam melakukan langkah pertama, baik yang lebih cepat maupun yang lebih lambat). Tubuh dan temperamen si kecil juga memiliki peran di sini. Batita yang ramping dan sangat aktif mungkin akan lebih cepat dalam mencoba melangkah ketimbang batita yang lebih kalem. Dan beberapa batita yang bersikap lebih hati-hati hanya akan melangkah ketika mereka yakin bahwa mereka tidak akan jatuh; sementara batita lain yang pemberani akan langsung terjun untuk bereksperimen—secara harfiah.

Satu hal yang pasti: Pada akhirnya si kecil akan melakukan langkah kaki pertamanya—sesuai jadwalnya sendiri, dan bukan jadwal Mama. Tentu, ada sejumlah cara yang bisa Mama lakukan untuk membantunya (dan menghujaninya dengan tepukan tangan ketika ia berhasil!), tapi, alih-alih berfokus pada hasil akhir, akan lebih baik jika Mama selalu mendukungnya dalam setiap usahanya menuju langkah pertama si kecil—perjalanan yang akan membuat keberhasilannya terasa lebih manis.