Kiat Mengatasi Temper Tantrum (1)

By Santi Hartono, Jumat, 24 April 2015 | 07:00 WIB
Kiat Mengatasi Temper Tantrum (1) (Santi Hartono)

Tabloid-nakita.com – Guna menghadapi anak yang tengah “mengamuk”, ada baiknya Mama mengikuti  kiat mengatasi temper tantrum berikut ini:

* Tetaplah berkepala dingin: Tantrum memang tidak enak dipandang. Selain tendangan, jeritan, dan hentakan kaki ke lantai, repertoar anak batita Mama mungkin juga mencakup melempar benda-benda, memukul, dan menahan napas hingga wajahnya membiru. Sementara hal itu tampaknya sulit diatasi, Mama harus yakin bahwa bahkan menahan napas sekali pun masih termasuk perilaku normal seorang anak yang sedang mengalami tantrum.      Ketika si kecil tantrum, dia tidak akan bisa mendengarkan alasan, meski ia akan memberikan respon—secara negatif—terhadap teriakan atau pun ancaman Mama. Semakin Mama berteriak untuk memintanya berhenti, ia akan semakin berperilaku “liar”. Karenanya, berhentilah berteriak dan cobalah untuk hanya duduk dan tetap berada di sampingnya sembari menunggu si kecil selesai menumpahkan kemurkaannya.    Secara umum, berada di samping anak saat ia tantrum adalah gagasan yang baik. Bergegas keluar dari kamar—bagaimana pun menggodanya hal itu—hanya akan membuat anak merasa ditinggalkan. Badai emosi yang tengah ia alami bisa saja membuatnya ketakutan, dan ia akan lebih menghargai jika ia tahu Mama akan selalu berada di sampingnya.    Jika Mama mendapati diri Mama sangat frustrasi, beberapa pakar menyarankan Mama untuk secara tenang meninggalkan ruangan selama beberapa menit dan kembali setelah anak Mama berhenti menangis. Dengan tetap tenang, Mama juga sebenarnya tengah membantunya untuk tenang kembali.     Beberapa pakar juga merekomendasikan Mama untuk meraih si kecil dan memeluknya jika memungkinkan (jika ia tidak terlalu meronta-ronta, misalnya), dan mengatakan bahwa dia akan merasa nyaman dalam pelukan Mama. Tapi pakar yang lain mengatakan taktik itu hanya akan membuat anak berperilaku negatif dan oleh sebab itu sebaiknya Mama tidak mengindahkan tantrum sampai anak Mama tenang.    Selain itu, menggunakan waktu time-out secara bijaksana juga bisa menjadi solusi yang baik. Lewat sejumlah ujicoba, Mama akan mengetahui pendekatan mana yang tepat untuk anak Mama. Cara mana pun yang Mama pilih untuk mengatasi tantrum, konsistensi tetaplah menjadi kunci utamanya.     

* Jangan lupa bahwa dalam situasi ini, Mamalah orang dewasanya.Tidak peduli selama apa tantrum itu berlanjut, jangan menyerah untuk tuntutan tidak masuk akal atau mencoba bernegosiasi dengan anak batita Mama yang tengah menjerit-jerit. Mama mungkin sangat tergoda untuk menyerah demi menghentikan tantrumnya, tapi cobalah untuk tidak merasa khawatir dengan apa yang dipikirkan orang lain—lagipula, siapa pun yang menjadi orangtua juga pernah mengalaminya.    Dengan menurut, Mama hanya akan mengajari anak Mama bahwa tantrum adalah cara yang baik untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, yang akan menjadi pondasi timbulnya konflik di masa mendatang. Lagipula, anak Mama sebenarnya sedang merasa ketakutan karena lepas kontrol. Hal terakhir yang ia butuhkan adalah Mama yang juga tidak bisa menguasai keadaan.    Jika kemarahan anak Mama meningkat ke titik di mana ia memukul orang lain atau hewan peliharaan, melempar benda-benda, atau menjerit-jerit tanpa henti, angkat dia dan bawa ke tempat yang aman, seperti kamar tidurnya. Katakan kepadanya mengapa ia ditaruh di sana (“Karena kamu menendang Si Manis”), dan biarkan ia tahu bahwa Mama akan tetap bersamanya sampai ia tenang kembali.     Jika Mama tengah berada di tempat umum—tempat yang umum untuk anak-anak menjadi tantrum—bersiaplah untuk membawa pergi anak Mama sampai ia tenang kembali.

* Gunakan time-out secukupnya. Menggunakan time out sesekali, dimulai saat si kecil berumur sekitar 18 bulan, akan bisa membantunya mengelola perasaannya dengan lebih baik ketika ia tengah tantrum. Time-out dapat bermanfaat khususnya saat tantrum anak Mama sangat intens dan teknik lain gagal digunakan. Tempatkan anak Mama di tempat yang tenang dan—lebih baik lagi—membosankan untuk waktu yang singkat (sekitar satu menit dikali umurnya) dan hal itu akan bisa menjadi pelajaran yang baik untuknya menenangkan diri sendiri.     Jelaskan apa yang tengah Mama lakukan (“Kamu Mama kasih time-out supaya kamu bisa menenangkan diri dan Mama akan duduk di pojok sana”) dan biarkan ia tahu bahwa ia bukan tengah dihukum. Jika ia menolak untuk melakukan time-out, cukup pandu kembali anak Mama ke tempat itu dengan tegas tapi tetap tenang dan setelah itu lanjutkan apa yang sedang Mama kerjakan. Selain memastikan ia aman, jangan berinteraksi dengannya atau memberikan ia perhatian selama masa time-out.

                Baru tiga dari 7 kiat mengatasi temper tantrum yang dibahas di artikel ini. Empat selanjutnya akan dibahas di artikel selanjutnya.