Berinteraksi Dengan Orang Lain

By Santi Hartono, Selasa, 2 Desember 2014 | 03:00 WIB
Berinteraksi Dengan Orang Lain (Santi Hartono)

Tabloid-nakita.com .- Dunia di luar rumah, bagi seorang anak batita, bisa terlihat bagaikan sebuah area permainan besar.  Namun, bisa juga dianggapnya sebagai dunia yang menakutkan, penuh orang asing yang tidak ia kenal. Apakah anak akan menganggap dunia di luar rumah sebagai tempat yang ramah atau tidak, hal itu sangat ditentukan oleh pengalaman selama ini. Interaksi dengan kalangan kerabat di acara-acara keluarga, ataupun pertemuan-pertamuan singkat dengan anak-anak tetangga menjadi pengamalan yang berarti dalam mengenalkan lingkungan sosial selain rumah kepadanya. Mengapa hal ini penting? 

Bagaimanapun suatu saat nanti, anak harus terhubung dengan lingkungan sosial yang lebi luas, misalnya sekolah. Interaksi sosial menjadi kunci  kehidupan sosial. Tanpa adanya interaksi, takkan ada kehidupan bersama. Interaksi sosial tentu bakal terwujud lantaran adanya kontak dan komunikasi antarindividu.Mau tidak mau, si batita kelak harus berinteraksi dengan orang lain.

Di usia batita, anak mengalami perkembangan sosio-emosional yang cukup pesat dibandingkan di usia bayi. Apa yang dimaksud dengan perkembangan sosio-emosional? Kemampuan berinteraksi dengan orang lain serta kemampuan untuk dapat menerima dan mengatur emosi diri sehingga memudahkan ia untuk berinteraksi.

Dalam sebuah hubungan sosial yang sehat diperlukan pengendalian emosi yang tentu saja masih sulit dilakukan oleh anak batita. Namun, bukan berarti pengendalian emosi tidak bisa dilatihkan sejak usia dini. Tidak perlu latihan khusus, tetapi ajarkanlah di setiap kesempatan dalam rangka mengenal lingkungan luar dan berinteraksi sosial. Terlebih, anak banyak belajar melaui proses meniru dan mengidentifikasi orang lain, terutama orang-orang  terdekatnya, yaitu ayah dan ibu. 

Dengan munculnya kemauan dan kemampuan meniru pada anak, ayah dan ibu hendaknya siap menjadi model peran (role model) yang baik bagi si batita. Mengapa? Karena proses peniruan ini akan berpengaruh pada perilakunya. Apakah anak  mau menyapa orang lain, bersalaman, dan bersikap ramah, hal itu sangat dipengaruhi oleh model yang kemudian ditirunya. Jika orangtua memperlihatkan sikap yang ramah dan luwes  terhadap lingkungan, anak akan menirunya meski mungkin dengan gaya berbeda.

   Pengenalan terhadap lingkungan di luar rumah, banyak memberikan manfaat kepada anak, dan sebaiknya mulai secara intensif dilakukan di usia batita. Inilah manfaatnya:

* Melatih kemampuan beradaptasi dan bersosialisasi. Terbiasa bertemu dengan orang asing dalam jumlah tidak sedikit membuat anak yakin bahwa ia akan baik-baik saja dan tidak takut berada di antara mereka. Ia bisa dengan mudah menerima kehadiran orang lain atau orang yang baru dikenal. 

 * Anak pun merasa nyaman, aman, betah, dan tidak rewel ketika berada di lokasi yang asing baginya.   Ia secara tak langsung belajar bagaimana sebaiknya bersikap terhadap orang lain, misalnya dalam hal tata cara bertemu orang baru, mengucapkan salam berkenalan, bermain dalam area yang sama, dan sebagainya.