Mengatasi Batuk Pada Anak

By Santi Hartono, Senin, 29 Juni 2015 | 02:33 WIB
Mengatasi Batuk Pada Anak (Santi Hartono)

Tabloid-Nakita.com -Sebelum menjelaskan batuk pada anak, kita pahami dulu batuk itu sendiri. Batuk bukanlah penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit/gangguan. Bahkan, batuk sendiri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, salah satunya untuk mengeluarkan partikel yang ada di saluran napas. Jadi, bisa dikatakan, batuk adalah suatu refleks yang melindungi paru-paru. Batuk terjadi kalau ujung-ujung serabut saraf di saluran napas teriritasi oleh sesuatu, entah itu kuman, radang, lendir, atau lainnya.

 Batuk dapat berlangsung hingga  2—3 minggu. Menurut kriteria IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), batuk akut memiliki batasan waktu 3 minggu. Batuk akut yang paling sering dialami anak adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

 

Umumnya, ISPA disebabkan oleh infeksi virus. Di sisi lain, daya tahan tubuh balita belum optimal hingga mudah terpapar virus. Padahal, virus mudah ditemukan di mana-mana. Karena itulah, batuk ISPA kemungkinan dapat berulang; hari ini sembuh, tapi beberapa hari kemudian si kecil tertular lagi dari lingkungannya, baik di rumah, sekolah, maupun daycare.

 

Selain batuk akut, ada pula batuk kronis. Penyebab tersering pada anak yaitu alergi, terutama anak yang menyandang asma atau rhinitis alergi.

 

Sebenarnya, baik batuk kering maupun berdahak atau batuk lainnya sangat penting untuk tubuh. Pasalnya, dengan cara itu kuman yang menyerang saluran napas dapat segera dikeluarkan. Oleh karena itu, batuk jangan dianggap sebagai musuh yang harus dihentikan dengan segera.

 

Penting pula diperhatikan, mengatasi batuk sebaiknya mencari penyebabnya, bukan mengobati batuknya. Batuk yang disebabkan virus akan sembuh sendiri setelah virus itu mati. Pemberian antibiotik sangat tidak bermanfaat, karena antibiotik hanya bermanfaat untuk memusnahkan bakteri, bukan virus. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat justru dapat merugikan kesehatan.

 

 Jika anak terpapar oleh virus, hindari penularan kembali virus di rumah dengan membiasakan orang dewasa yang sedang batuk pilek untuk mengenakan masker, sering mencuci tangan, pun tidak batuk atau bersin sembarangan. Lain hal bila penyebabnya adalah bakteri pneumonia, batuk jenis ini memerlukan pengobatan antibiotik untuk mematikan bakteri yang menyerang.

 

Batuk karena asma dan rhinitis alergi biasanya berlangsung lama. Pada batuk alergi, hindari pencetusnya. Dengan menghindari pencetusnya, batuk pun akan reda sendiri. Penderita juga dapat diberikan bronkodilator, antihistamin, atau steroid topikal sesuai anjuran dokter. Namun, perlu diingat, penggunaan obat hanya sementara, tidak dimaksudkan dalam waktu lama, karena kunci mengatasi batuk pada anak alergi adalah menghindari pencetus.

 

Hal penting lain, hindari paparan asap rokok. Asap rokok dapat mengganggu fungsi pembersihan lendir dari saluran napas. Anak yang terpapar asap rokok lebih sering akan mengalami batuk yang lama.

 

 

Tentunya batuk akan menimbulkan ketidaknyamanan; tenggorokan terasa nyeri dan gatal, ada dahak yang kental, dan terkadang demam. Agar nyaman, berikan penyegar tenggorokan dengan minum air putih hangat. Sering-seringlah minum. Sebagian besar batuk akibat ISPA sebetulnya akan sembuh sendiri dalam beberapa hari atau minggu tanpa perlu intervensi apa pun.

 

Jangan berikan obat batuk pilek tanpa berkonsultasi dahulu dengan dokter, terutama pada bayi dan anak di bawah usia 3 tahun. Pengobatan yang tepat akan membantu anak sembuh dari batuknya.