Menangani Mimisan Pada Anak

By Santi Hartono, Sabtu, 27 Juni 2015 | 02:21 WIB
Menangani Mimisan Pada Anak (Santi Hartono)

Tabloid-Nakita.Com – Dalam bahasa kedokteran mimisan disebut epistaksis, merupakan pecahnya pembuluh darah di daerah hidung bagian tengah. Pembuluh darah dapat diibaratkan sebagai sebuah anyaman yang sangat halus dan tipis. Bila si kecil sering mengalani mimisan, bisa jadi pembuluh darah pada permukaan selaput lendirnya memang sangat tipis sehingga mudah pecah. Saat anak lain mengalami pilek atau ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) tidak apa-apa, pada anak ini bisa menimbulkan mimisan. Berikut penjelasan lebih lanjut mimisan pada anak.

 

Kenapa hanya karena pilek dan ISPA bisa mimisan? Ingat, saat pilek kadang anak mencoba membuang lendir dalam hidung. Nah, karena pembuluh darahnya tipis, jika proses membuang ingus/lendir yang dilakukannya tidak terukur atau hati-hati, akan menyebabkan mimisan.

 

Umumnya anak-anak ini pun akan mengalami mimisan saat udara panas dan kering. Kondisi cuaca seperti ini akan menyebabkan selaput lendir dalam hidung menjadi kering, lalu pecah sehingga darah keluar. Mimisan juga bisa terjadi lantaran anak iseng mengupil, mengalami trauma (terjatuh, terpukul benda asing di hidung), atau akibat iritasi gas yang merangsang.

 

Mimisan juga dapat disebabkan oleh  Perubahan lingkungan yang mendadak. Misal, perubahan tekanan atmosfer yang mendadak (contoh, saat landing atau take off pesawat), obat-obatan tertentu seperti asetosal dan ibuprofen yang menyebabkan darah lebih lama membeku, pemakaian terlalu sering obat semprot untuk melegakan hidung tersumbat golongan kortikosteroid, cara pemakaian obat semprot hidung yang salah, seperti menggunakan semprotan ke arah tengah, padahal semestinya dengan menyemprotkannya ke samping.

 

Beberapa penyakit seperti penyakit jantung dan pembuluh darah (tekanan darah tinggi dan kelainan pembuluh darah), kelainan darah (turunnya kadar trombosit, gangguan pembekuan darah, leukemia), kelainan darah (turunnya kadar trombosit, gangguan pembekuan darah, leukemia) dan infeksi seluruh tubuh (demam demam berdarah, gangguan hormonal, dan kelainan bawaan), juga dapat menyebabkan mimisan.

 

 Sebanyak 90%  mimisan berhenti sendiri dengan segera, sedangkan 10% sisanya memerlukan tindakan khusus. Asal tidak terlambat menangani mimisan, komplikasi berat dapat dihindari (seperti syok hingga tak sadarkan diri, atau anak sampai mengalami anemia atau turunnya tekanan darah secara drastis).

 

Berikut tahapan pertolongan pertama pada anak yang mengalami mimisan:1. Dudukkan anak, agar hidung anak lebih tinggi dari jantung. Jangan tidur telentang sebab aliran darah ke hidung bertambah deras dan darah dapat tertelan ke belakang

2. Bungkukkan badannya ke depan sedikit, lalu beri instruksi agar bernapas dari mulut.

3. Tekan cuping hidung selama kurang lebih 5 menit.

4. Pada hidung anak bisa diberikan kompres dingin untuk memperlambat aliran darah ke hidung.

5. Bila setelah 5 menit mimisan belum berhenti, tekan lagi cuping hidung selama 10 menit.

6. Jika  masih tetap berdarah, bawalah anak ke rumah sakit terdekat.

7. Jangan lupa, akan lebih baik setelah melakukan pertolongan pertama, segera konsultasikan kondisi ini pada dokter.

 

Agar tidak terjadi mimisan pada anak, ingatkan anak untuk tidak mengorek-ngorek hidung, minta anak untuk membuang ingus jangan terlalu keras, hindari anak dari asap rokok atau bahan kimia hirupan lain. Lalu gunakan pelembap ruangan bila cuaca terlalu kering (kemarau atau berlama-lama di ruang AC). Mama dapat memberikan tetes hidung NaCl atau air garam steril untuk membasahi hidung. Oleskan losion pelembap ke lubang hidung sebelum tidur untuk mencegah kering. Tentunya, hindari terjadinya benturan pada hidung.