Sering kali kita mendengar orang berkata "breakfast is the most important meal of the day:, namun masih saja kita sering mengawali hari tanpa sarapan atau hanya dengan sarapan seadanya. Menurut penelitian, hanya 11,9 % keluarga Indonesia yang mengawali harinya harinya dengan sarapan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga di Indonesia masih belum menerapkan sarapan sebelum memulai aktivitas. Padahal, kebiasaan menyantap makanan atau minuman di pagi hari sangat penting, terlebih lagi bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan. Asupan ini dapat memenuhi 25% sumber energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas sepanjang hari.Menurut data Persatuan Ahli Gizi Indonesia, hanya 1 dari 10 anak indonesia usia 2-12 tahun yang mempunyai kualitas sarapan yang cukup dengan kualitas yang baik. "Berdasarkan analisis data konsumsi pangan Riskesdas tahun 2010 40% anak-anak di Indonesia tidak saraan karena berbagai alasan. Hal ini berpotensi mengakibatkan kekurangan gizi termasuk vitamin dan mineral pada anak. Membiasakan sarapan dapat memenuhi kecukupan stamina dan menjaga kesehatan sehingga dapat menyerap pelajaran dan meningkatkan kosentrasi anak di sekolah", kata Prof.Dr.Hardinsyah MS, selaku Ketua umum PERGIZI PANGAN Indonesia pada acara pembukaan kampanye Bulan Sarapan Sempurna di Senayan Diving Range, Jakarta (24/02). Psikolog Roslina Verauli, MPsi.Psi juga mengingatkan, jangan lupa sarapan karena hal ini dapat dijadikan ajang untuk menjalin silaturahmi antarkeluarga. “Di pagi hari, saatnya berkumpul sebelum memulai aktivitas masing-masing. Anak ke sekolah, ayah dan ibu mungkin ke kantor. Di sinilah tempatnya semua anggota keluarga berkumpul dalam satu meja bila makan siang ataupun makan malam tidak memungkinkan.” Spesialis Gizi Klinis DR.dr.Samuel Oetoro, MS.SpGK yang mengatakan, "Kombinasi sarapan yang baik merupakan penentu sumber energi seseorang setiap harinya. Oleh sebab itu kombinasinya harus memerhatikan karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin. Untuk mendapatkan kualitas hidup yang sempurna, anak juga harus mencukupkan tidurnya selama 8-10 jam agar imunitas tubuhnya baik.”
Santi Hartono. Foto: The Daily Telegraph