Anak 3 Tahun Butuh Susu Tinggi Lemak

By Soesanti Harini Hartono, Senin, 14 November 2016 | 06:00 WIB
Anak 3 Tahun Butuh Susu Tinggi Lemak (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Begitu banyak produk susu yang ada di pasaran, tentu Mama dan Papa bertanya susu mana yang terbaik untuk si kecil. Apakah yang harganya paling mahal atau yang paling terkenal dan laris di pasaran?

Menurut Sa'diah Multi Karina, MKes, ahli gizi dari Politeknik Kesehatan Jakarta II, saat memilih produk susu untuk anak, yang paling harus diperhatikan adalah kualitas dan keamanannya. Hal ini bisa dilihat dari keterangan, bahwa produsennya sudah menerapkan praktik produksi pangan yang baik atau Good Manufacturing Practices (GMP).

Pada umumnya susu yang dijual di pasaran kurang lebih memiliki kandungan gizi yang sama. Hal ini karena produk-produk susu yang beredar secara resmi harus mengikuti standar Recommended Dietary Allowance (RDA) dalam jumlah kalori, vitamin, dan mineral yang lengkap serta seimbang, juga sesuai dengan usia.

Di atas usia 2 tahun, susu dapat diberikan sebagai tambahan menu harian. Biasanya, susu dianjurkan diberikan sebanyak dua gelas, antara 400-500 ml, setiap hari. Berhubung perut anak-anak memiliki kapasitas yang kecil, maka susu sebaiknya tidak diberikan lebih dari jumlah tersebut.

Perlu diingat, bahwa anak perlu mengonsumsi makanan lain yang mereka butuhkan untuk memenuhi angka kebutuhan gizi hariannya. Anak-anak yang tidak mau makan dan terbiasa kenyang oleh susu lama-kelamaan bisa mengalami ketidakseimbangan, bahkan kekurangan zat gizi tertentu.

Sebagai pegangan, di usia 3 hingga 12 tahun, anak membutuhkan susu tinggi lemak atau susu full cream. Selain untuk pembentukan otak, lemak ini diperlukan sebagai cadangan energi. Di usia remaja, anak dapat meneruskan kebiasaan baik minum susu dengan memilih produk yang rendah lemak atau susu skim.

Namun, selama berat badan dan kesehatan terjaga, tidak mengapa kok, remaja atau orang dewasa minum susu full cream. Jangan lupa, cermati kandungan gula yang sering kali terabaikan padahal harus dibatasi.

Narasumber: Sa'diah Multi Karina, MKes, ahli gizi dari Politeknik Kesehatan Jakarta II