Tabloid-Nakita.com - Meski kegiatan bermain balok pada balita masih tampak sederhana, satu balok disusun di atas balok lainnya sampai tinggi, namun ternyata permainan tersebut merupakan sarana untuk mengenalkan kemampuan memecahkan masalah dan memahami konsep matematika.
Agar permainan ini terasa manfaatnya, Lara Fridani S.Psi, M.Psych, dosen pendidikan anak usia dini di (PAUD) di Universitas Negeri Jakarta, mengingatkan agar orangtua selalu mendampingi anak saat bermain. Meskipun begitu, jangan mudah memberikan bantuan. Yang terpenting, Mama perlu tahu cara menstimulasi anak melalui permainan balok: * Sediakan material susun balok yang cukup untuk mendirikan bangunan yang akan dibuat anak. * Sediakan waktu yang cukup. Jangan terburu-buru dan membatasi waktu.* Selama bermain, gunakan kosakata seputar dunia konstruksi untuk menambah pengetahuan dan kosakata anak. * Berikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan temannya dengan bermain susun balok bersama. * Amati perkembangan anak dalam bermain susun balok. Dari bentuk sederhana (menumpuk balok dari bawah ke atas), anak akan mengembangkan kemampuan menyusun Model yang lebih kompleks. * Pastikan bentuk serta ukuran baloknya sesuai dengan usia anak. Di usia batita awal pilih balok berukuran besar agar mudah dipegang dan disusun. Jumlahnya tak perlu banyak. Mulailah dengan 3-4 balok. * Awasi anak saat bermain dengan balok. Jangan sampai balok tersebut dilemparkan atau digunakan untuk memukul anak lain ketika dirinya kesal. * Jangan mengintervensi anak dengan berbagai pengarahan ataupun perintah selama anak membuat suatu konstruksi. * Beri anak kesempatan untuk mengerjakan sendiri dan memutuskan sendiri apa yang akan dibuatnya. * Jangan lupa memberi pujian atas hasil karya anak apa pun bentuknya.
Jika Mama dan Papa mengikuti cara-cara menstimulasi anak melalui permainan balok ini, niscaya anak akan mendapatkan manfaatnya secara maksimal.
(Dedeh Kurniasih)