Mengapa Anak Tak Perlu Dihukum?

By Gisela Niken, Senin, 22 Februari 2016 | 04:30 WIB
Mengapa Anak Tak Perlu Dihukum? (Gisela Niken)

Tabloid-Nakita.com – Menghukum anak menjadi topik yang sering jadi perdebatan. Sebagian ibu mungkin percaya menghukum anak dengan keras dapat menghasilkan kedisiplinan. Tetapi ada pula ibu yang tidak suka menghukum karena tidak ingin mengajarkan kekerasan. Ada beberapa alasan mengapa anak tak perlu dihukum. Salah satunya karena berbagai kesalahan yang sering dibuat orangtua saat menghukum anak.Baca juga: Jangan Lakukan Kekerasan Fisik Untuk Menghukum Anak 

Beberapa orangtua yang memberikan hukuman terkadang tidak tahu fakta di balik kesalahan yang dilakukan anak. Jangan sampai Mama menghukum karena hal-hal yang tidak si kecil lakukan, atau hanya berdasarkan laporan tetangga atau kerabat. Selain itu, hukuman yang diberikan terkadang hanya pelampiasan emosi semata. 

Metode hukuman yang Mama gunakan sangat berpengaruh pada hubungan Mama dan si kecil di masa depan. Banyak metode yang justru tidak memperbaiki perilaku si kecil. Menurut seorang psikoterapis dari Barefoot Barn, Lisa McCrohan Banyak kesalahan yang dilakukan orangtua khususnya dalam hal metode memberikan serta menyampaikan hukuman.

Berteriak atau membentak ternyata bukan metode yang tepat. Anak justru akan bereaksi negatif jika Mama membentaknya. Ia tidak akan mendengarkan apa yang Mama katakan. Selain itu, Mama harus menghindari ancaman. Jika ancaman tidak berlaku, ia justru senang melanggar ancaman dan merasa ancaman Mama hanya omong kosong belaka. Si kecil bisa jadi semakin memberontak.

Baca juga: 8 Langkah Mudah Mendisiplinkan Anak 

Lalu apa yang seharusnya Mama lakukan agar si kecil paham mengenai kesalahan yang ia buat? Mama hanya perlu memberikan batas. Dengan diberikan batasan tertentu, si kecil tetap mengkesplorasi apa yang ia senangi. Terdapat dua cara yang bisa Mama lakukan untuk memberikan pengertian akan batas-batas tersebut.

Pertama, belajar dari kesalahan mereka. Cara yang efektif untuk memberikan batasan adalah membiarkan anak belajar antara kesalahan yang ia buat dengan cara memperbaiki kesalahan tersebut. Dengan begitu, si kecil akan jauh lebih mengerti mengapa hal itu tidak boleh dilakukan, dan betapa sulitnya memperbaiki sebuah kesalahan. Misalnya ketika ia tidak membereskan mainan, biarkan ia melihat akibat dari hal tersebut. Mainan kesayangannya bisa jadi hilang karena dibiarkan berantakan.Baca juga: Anak Sering Dipukul, Apa Efek Jangka Panjangnya? 

Kedua, beri ia waktu untuk berpikir. Ketika ia melakukan kesalahan, anak cenderung mengeluarkan emosi untuk melindungi dirinya. Mama tidak perlu bersikap cuek atau marah Berikan ia waktu di kamarnya untuk memikirkan apakah yang ia lakukan benar atau tidak. Setelah tenang, mulailah melakukan diskusi mengenai kesalahan yang baru ia lakukan. 

Anak tidak perlu dihukum karena membuat anak mengerti kesalahannya tidak harus dengan memberi hukuman. Pemahaman mengenai kesalahan akan lebih membuat anak jera dan tidak mengulangi perbuatannya. 

(Niken/Pop Sugar)