Waspada! Anak-anak Bergabung dengan Komunitas Seks

By Ipoel , Kamis, 11 Februari 2016 | 06:00 WIB
Waspada! Anak-anak Bergabung dengan Komunitas Seks (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Sebagai orangtua, waspadai akses di dunia maya yang terbuka lebar terhadap materi-materi  tak bertanggung jawab. Salah satunya materi pornografi. Beberapa kalangan Mereka bahkan secara terang-terangan membangun komunitas seks di dunia maya, seperti @gaykids_botplg. Akun yang sempat menyentuh 3.000 followers ini memang sempat di-suspend, (ditangguhkan/ditutup) tapi tak berapa lama, muncul lagi akun yang sama meski dengan follower lebih sedikit.  Dari hasil penelusuran, para pengikut @gaykids_botplg banyak yang memasang profil foto hubungan sesama jenis. Sebagian memilih mengosongkan foto profilnya. Namun, kebanyakan pengikut akun @gaykids_botplg memasang foto anak-anak.

Baca juga : Begini ciri-ciri anak yang telah menjadi korban pelecehan seksual. Pastikan tanda-tanda ini tak ada pada anak

Seperti diungkap Harian Republika, lewat penelusuran pemilik akun @gaykids_botplg, terungkap para pengguna Twitter yang ikut menyertakan hastag tersebut merupakan anak-anak pelajar, mulai SD, SMP, hingga SMA. Media sosial memang dapat dijadikan tempat oleh para penggunanya untuk mengekspresikan diri.

Baca juga : Hati-hati pamer foto dan status anak di facebook. Ini bahayanya. Salah satunya ia bisa jadi korban pelecehan seksual

Bentengi Anak dari Godaan Bergabung dengan Komunitas Seks

1. Kenalkan dengan Identitas Gender dan Peran Gender

Ajarkan identitas dan peran gender secara jelas. Identitas meliputi ciri-ciri seseorang berperilaku sesuai dengan gendernya. Jauhilah berbagai penampilan, pakaian, dan lainnya yang bergaya tidak sesuai dengan gendernya. Laki-laki tidak menyerupai perempuan, dan perempuan tidak menyerupai laki-laki.  

2. Jangan Biasakan Anak Memperlihatkan Bagian Tubuh Tertentu di Depan Umum

Hal yang wajar ketika anak masih bayi, kita sebagai orang tua terbiasa mengganti bajunya dan membersihkan popoknya di depan umum. Namun, perlahan ketika anak makin dewasa, kita harus secara bijak dan sopan dalam menyentuh area pribadi anak. Mintalah izin ketika ingin mengganti pakaiannya, larang mereka ketika ingin buang air sembarangan atau tidak pada tempatnya, dan beri tahu bahwa mereka memiliki area pribadi yang tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain, kecuali oleh diri mereka sendiri dan mungkin ibunya ketika anak masih kecil. Dengan cara ini, anak lambat laun akan memahami bahwa tubuh mereka adalah hal yang harus dijaga dengan baik.

Baca juga: Ini cara ajari anak lindungi dari pelaku pedofilia

3. Pisahkan Tempat Tidur Anak agar Mereka Mandiri dan Memahami Perbedaan Gender

Baiknya menjelang usia 7-10 tahun, pisahkan kamar anak.  Bahkan, kita berhak bersikap tegas pada mereka jika aturan main ini tidak dipenuhi. Sesekali, anak mungkin merengek untuk minta ditemani tidur oleh orangtua atau kakaknya, terlebih ketika sakit atau sedang manja. Siasati dengan memberi nasihat secara lembut bahwa kita akan menemaminya tidur saat kondisi tertentu saja.

4. Lindungi dan Jauhkan Anak dari Berbagai Stimulus Perilaku Seks

Ingat, akses internet memungkinkan anak untuk mendapatkan konten yang buruk, termasuk konten penyimpangan seksual. Matikan tontonan yang sekiranya tidak memberikan edukasi gender yang baik. Demikian juga dengan komik, buku, maupun tayangan film, termasuk film animasi ataupun kartun.

Baca juga : Waspada, ini 5 tanda pedofilia. Jangan sampai tanda ini ada pada orang-orang di sekitar anak

5. Perkuat Ilmu Agama

Agama bisa menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter anak. Menjadi contoh bagi mereka adalah langkah awal dalam mendidik. Dalam kehidupan sehari-hari, ajarkan ilmu agama dalam setiap sendi dan kegiatan. (Ipoel/republika/abiummi.com)