Mendampingi Anak Saat Menonton Barongsai

By Santi Hartono, Kamis, 4 Februari 2016 | 23:30 WIB
Mendampingi Anak Saat Menonton Barongsai (Santi Hartono)

          Menyambut Imlek (Tahun Baru China), salah satu atraksi yang sering muncul adalah Barongsai. Saat menyaksikan atraksi seni dan budaya ini berasal dari Tiongkok ini, kita akan disuguhkan gerak tari disertai akrobatik yang diiringi musik. Barongsai tak hanya digelar di Kelenteng (rumah ibadah agama Konghucu), tapi juga di pemukiman. Bahkan kini atraksi Barongsai  masuk mal, sebagai bagian untuk menarik pengunjung dalam rangkaian Imlek.

   Adegan akrobatik Barongsai yang lincah disukai semua orang, termasuk anak-anak. Dengan antusias, anak melihat barongsai sampai selesai.  Setelah selesai, terkadang anak-anak meminta angpao (uang hadiah) kepada orangtuanya untuk diberikan ke pemain Barongsai sebagai tanda apresiasi.

  Psikolog Nana Gerhana dari RS Royal Progress, Jakarta mengatakan, anak-anak tertarik menyaksikan Barongsai, karena pada dasarnya anak-anak senang sesuatu yang bergerak, apalagi diiringi dengan bunyi-bunyian. Belum lagi Barongsai biasanya menggunakan kostum warna-warni yang mencuri perhatian. 

    Beberapa anak melihat barongsai  merasa takut ketika pertama kali melihatnya. Ketika anak merasa takut, misalnya menutup mata dan telinga, kita tetap perlu tetap tenang sambil menjelaskan bahwa Barongsai tidak berbahaya. Memberi pelukan juga dapat menenangkan anak.  Tapi kalau anak sampai menangis atau bersembunyi, jangan paksa ia untuk terus menonton, lebih baik menyingkir dari tempat itu.

   Kalau anak berniat terus menonton, dampingi saja. Mama Papa dapat menjelaskan, dari mana kebudayaan itu berasal. Ketika anak kagum melihat atraksi akrobat yang terkadang berbahaya, kita dapat menerangkan bahwa kemampuan itu hasil dari latihan intensif, yang dilakukan bertahun-tahun, dengan kedisiplinan tinggi. Dengan demikian, anak pun mendapat gambaran, bahwa untuk mencoba meniru gerakan-gerakan itu tidak boleh sembarangan .