Ingin Bayi Laki-laki? Ini yang Disarankan Pakar Berdasarkan Rutinitas Seks Ibu

By Dini, Kamis, 5 Oktober 2017 | 22:00 WIB
Ingin Bayi Laki-laki? Bercintalah Lebih Sering! (Dini)

Nakita.id - Memiliki bayi dengan jenis kelamin tertentu sekarang sudah bukan hal yang mustahil.

Karena, perkembangan teknologi kedokteran memungkinkan untuk melakukan hal ini, misalnya dengan inseminasi buatan atau program bayi tabung. Selain itu, ada juga cara atau kondisi tertentu yang dapat menentukan jenis kelamin bayi.

Misalnya, jika ingin bayi laki-laki, bercintalah lebih sering. Hal ini disimpulkan berdasarkan studi dari rasio kelahiran bayi laki-laki dan perempuan dari tahun 1838 hingga saat ini.

Terlihat, bahwa pada 1919 dan 1944 ada peningkatan tajam dalam jumlah bayi laki-laki yang lahir. Hal ini dikarenakan masa tersebut adalah berakhirnya era perang dunia, ketika orang punya lebih banyak waktu untuk menikmati hidup (salah satunya berhubungan seks).

(Baca juga : Mendisiplinkan 1 Anak Laki-laki = Mendisiplinkan 3 Anak Perempuan)

Hal itu diungkapkan oleh Profesor David Spiegelhalter, pakar statistik yang juga penulis buku Sex by Numbers. Teori evolusioner mengatakan bahwa perempuan cenderung akan melahirkan bayi laki-laki pada masa ketika banyak di antara mereka kehilangan sosok laki-laki dalam kehidupannya.

Namun, kaum ilmiawan modern lebih suka mempertimbangkan teori tentang frekuensi hubungan seks. "Bagi saya, penjelasan paling pasti adalah bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh kadar hormon pada orangtuanya pada masa pembuahan. Bayi laki-laki lebih sering dibuahi pada awal siklus ovulasi," paparnya.

Puncak kesuburan kaum perempuan diperkirakan dua hari sebelum ovulasi. Tetapi jika pasangan berhubungan seks lebih sering, pembuahan terjadi sebelum mencapai puncak kesuburan ini. Dengan kata lain, untuk mendapatkan bayi laki-laki, bercintalah lebih sering!

(Baca juga : 7 Kelainan Penis pada Bayi Laki-laki)

Jika dikaitkan lagi dengan peristiwa saat perang dunia, banyak pasangan tentunya tidak banyak berhubungan seks. Tetapi ketika pria kembali dari medan perang, mereka tentu akan membayar keintiman yang sempat terabaikan sebelumnya.

Saat itulah intensitas hubungan seks meningkat, dan inilah yang menyebabkan pembuahan lebih banyak menghasilkan bayi laki-laki.