5 Alasan Salah Ingin Hamil

By Puri, Senin, 20 Juli 2015 | 04:00 WIB
5 Alasan Salah Ingin Hamil (Puri)

Tabloid-Nakita.com - Sebagai calon orangtua, Ibu punya tanggung jawab yang sangat besar untuk merawat dan mendidik anak sebaik-baiknya. Inilah alasan mengapa keputusan hamil dan mempunyai anak adalah keputusan serius dan tak boleh dilakukan asal-asalan.Berikut ini ada lima alasan keliru yang sering kali menjadi landasan orang untuk hamil. Pastikan Ibu tak ikut terjebak di dalamnya.1. Ibu sedang bosan dan merasa ingin mengurus sesuatuSetelah menikah, beberapa perempuan memutuskan untuk mendedikasikan diri sepenuhnya di rumah. Dengan menjadi ibu rumah tangga, Ibu punya banyak waktu luang untuk mengurus banyak hal, sampai pada satu titik Ibu kehabisan kegiatan dan akhirnya bosan. Kondisi kebosanan inilah yang sering kali disalahartikan orang sebagai kondisi “kepengin hamil”.Jika ingin sesuatu untuk diurus, cobalah temukan hobi-hobi baru yang belum pernah (sempat) Ibu coba, contohnya berkebun, mencari-cari informasi soal rumah di internet, atau ikut kelas memasak. Trik ini bisa membuktikan, Ibu sedang ingin cari kegiatan saja atau memang rindu memiliki anak. Selagi bisa, nikmatilah waktu luang yang dipunya untuk melakukan banyak hal.2. Khawatir, subur atau mandul?Walaupun tubuh dalam keadaan sehat, Ibu tak pernah tahu apakah benar-benar bisa hamil atau tidak, sampai Ibu mencobanya sendiri. Pikiran semacam inilah yang sering kali mendorong orang untuk memutuskan hamil. Padahal jika dikaji dan ditimbang lagi, keputusan hamil itu hanyalah untuk memuaskan rasa penasaran dan menjadi jawaban atas keraguan, belum tentu karena Ibu benar-benar menginginkannya.Setiap orang memiliki pengalaman hamil yang berbeda-beda: ada yang harus berusaha berbulan-bulan, ada yang berhasil hamil pada percobaan pertama, atau bahkan ada yang bisa hamil tanpa “usaha” sedikitpun. Pikirkan hal yang terbaik dan positif tentang kehamilan, dan ambil keputusan untuk memiliki anak saat Ibu dan pasangan benar-benar ingin dan siap mental.3. Semua orang sudah punya anakHamil dan mempunyai anak bukan keputusan main-main dan ajang seru-seruan dengan teman atau saudara. Kelahiran anak dapat mengubah hidup Ibu dan pasangan secara signifikan. Karena itu, ada banyak hal yang harus dipikirkan matang-matang sebelum hamil, misalnya siapa yang mengurus si buah hati jika Ibu kerja? Bagaimana dengan biaya melahirkan, berobat, dan sebagainya? Apakah kondisi kehidupan Anda mendukung untuk punya anak?Intinya, untuk menjadi orangtua yang baik, Ibu harus benar-benar matang dalam mengambil keputusan. Bukan karena teman-teman sudah menimang bayi dan terlihat bahagia, maka Ibu juga harus seperti mereka.Di luar sana, ada banyak ibu yang mengaku menyesal punya anak karena mereka stres saat si kecil tantrum, tak punya waktu untuk kongkow bersama teman, liburan, atau memanjakan diri. Ibu tentu tak ingin sama seperti mereka, bukan?4. Untuk perbaiki hubungan dengan pasanganBenar kata pepatah, anak adalah pemberian terbesar yang harus dirawat dengan penuh tanggung jawab. Sayangnya, sebagian perempuan justru menginginkan anak untuk diberi tanggung jawab, misalnya untuk memperbaiki hubungan dengan pasangan atau untuk mengisi kekosongan dalam rumah tangga.Menaruh harapan besar pada anak untuk mengatasi masalah Ibu dan pasangan adalah keputusan yang kurang bijak, sebab ekspektasi itu bisa saja tidak terpenuhi. Jika sudah begini, ada kemungkinan Anda justru menumpahkan kesalahan pada si buah hati nantinya.Sebelum memutuskan untuk membentuk keluarga kecil, terlebih dahulu perbaiki masalah-masalah yang ada antara Ibu dan pasangan. Ingat-ingatlah hal hebat yang membuat Ibu dan pasangan memutuskan untuk menikah dan membentuk keluarga. Jika Ibu berdua sudah mantap dari sisi emosional, barulah rencanakan kehamilan.5. Tekanan dari orangtuaWalaupun Ibu sudah dewasa dan bisa mengambil keputusan sendiri, orangtua akan selalu ingin ambil bagian dalam hidup yang dijalani anaknya. Tak aneh bila mereka kerap menyuruh Ibu untuk bertunangan, cepat-cepat menikah, dan memberi kode-kode halus agar Ibu segera hamil dan punya anak. Bila Ibu dan pasangan merasa belum siap secara mental atau mungkin finansial, jangan ragu untuk menjelaskannya pada orangtua.Cukup dengarkan keinginan mereka dengan sabar, lalu jelaskanlah dengan tenang dan sopan bahwa Ibu dan pasangan punya keputusan dan cara sendiri untuk membentuk keluarga. Katakan, bila sudah waktunya Ibu hamil, orangtua lah yang pertama kali menerima kabar baiknya.