Tabloid-Nakita.com - Walau kanker serviks bisa diobati, namun tidak semua kasus bisa ditangani dengan baik. Bagaimanapun, pencegahan jauh lebih baik dibanding mengobati. Bahkan, menurut data International Agency for Research on Cancer tahun 2004, setiap satu jam, seorang perempuan meninggal karena kanker serviks. Bahkan, ada laporan yang menyebutkan, di Jakarta ditemukan 96% positif DNA HPV (Human Papillomavirus).Sedangkan untuk di Indonesia secara keseluruhan, angka kejadian kanker serviks pada 2008, menurut Globocon, sudah mencapai 13.762 kasus baru, dengan angka kematian 7.493. Jadi, telah terjadi 38 kasus kanker serviks setiap harinya di Indonesia, dengan angka kematian setiap hari sejumlah 21 perempuan. Menyadari kondisinya sudah seperti ini, maka sudah selayaknya semua perempuan di Indonesia waspada terhadap penyakit kanker serviks.PENYEBAB & PEMICU
Kanker serviks disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) atau biasa disebut wart virus (virus kutil). Terdapat lebih dari 100 tipe HPV yang telah diidentifikasi. Tipe 16, 18, 31, 33, dan 35 adalah yang menyebabkan perubahan sel-sel serviks yang awalnya menjadi displasia dan selanjutnya berkembang menjadi kanker leher rahim.Tentu, HPV tidak serta merta bisa berada di dalam tubuh dan leher rahim seorang perempuan bilamana tidak ada faktor pemicunya, yang ternyata cukup banyak. Antara lain: hubungan seksual pertama usia muda; mempunyai banyak pasangan seks atau pernah berhubungan dengan lelaki yang mempunyai banyak pasangan seks, pernah berhubungan dengan pria yang menderita penile warts (kutil kelamin); merokok (risikonya dua kali lipat). Selain itu, kadar serum betakaroten dan vitamin A yang rendah juga menjadi bisa menjadi pemicu. Pasalahnya, nutrisi ini memperbaiki integritas dan fungsi epithelial sel, beraksi sebagai antioksidan dan memperbaiki sistem imun.Masih ada lagi pemicunya, yakni penggunaan kontrasepsi oral. Sebabnya, kontrasepsi oral dapat menurunkan jumlah kadar nutrien (vitamin C, B12, B6, asam folat, B2 dan zink) yang terlibat dalam imunitas tubuh.