Tes Kesehatan Calon Ayah

By Santi Hartono, Senin, 17 Agustus 2015 | 06:19 WIB
Tes Kesehatan Calon Ayah (Santi Hartono)

Tabloid-Nakita.com - Bagi pria yang berencana memiliki anak, hasil general check up bisa memberikan gambaran kasar kondisi kesehatan. Dengan demikian, si calon ayah akan semakin siap dan percaya diri sebagai calon orangtua.  

Hampir semua rumah sakit di kota besar menyediakan fasilitas general check up atau medical check up. Paket-paket pemeriksaannya bervariasi, dari yang standar sampai yang lengkap, di antaranya:

Paket pemeriksaan standar: mencakup semua jenis pemeriksaan umum yang diperlukan untuk mengetahui normal tidaknya kerja berbagai fungsi sistem di dalam tubuh. Biasanya meliputi pemeriksaan:- Wawancara untuk mengetahui mengetahui riwayat kesehatan sebelumnya. Misalnya, ada tidaknya alergi (baik terhadap makanan, minuman, serta obat tertentu), apakah pernah dirawat karena menderita suatu penyakit tertentu, serta bagaimana riwayat kesehatan keluarga guna memperkirakan adanya kemungkinan penyakit keturunan, seperti diabetes atau hipertensi.- Pemeriksaan fisik secara umum, termasuk pemeriksaan mata, THT, gigi, dan saraf.- Foto toraks (dada) untuk mengetahui kondisi paru-paru.- Pemeriksaan elektrokardiograf (EKG) untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada jantung.- Pemeriksaan laboratorium, meliputi pemeriksaan darah, urin, dan tinja.

Paket pemeriksaan lengkap: yaitu paket pemeriksaan standar ditambah pemeriksaan lain. Misalnya dilakukan treadmill (untuk menguji kemampuan sistem pembuluh darah jantung), spirometri (untuk mengetahui kerja paru-paru), dan USG abdomen (perut). Ada pula pemeriksaan lain yang sifatnya lebih spesifik. Pada calon ayah ada pemeriksaan organ reproduksi pria, antara lain pemeriksaan kualitas sperma, serta pemeriksaan terhadap kondisi organ yang memproduksi sperma dan saluran pengeluaran sperma (dilakukan pada rentang usia 25-35 tahun). Ini merupakan bagian penting tes kesehatan calon ayah.

Bagi pria yang berencana menikah, sebaiknya melakukan pemeriksaan-pemeriksaan di atas untuk mengetahui ada tidaknya penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Pemeriksaan ini bisa dilakukan pada usia  dewasa muda, terutama bagi mereka yang pola hidupnya kurang sehat. Atau, minimal sekitar 6 bulan sebelum menikah.