Tabloid-Nakita.com – Saat merencanakan kehamilan pertama, rata-rata orangtua tidak begitu mempermasalahkan kelak anaknya akan berjenis kelamin perempuan atau laki-laki—yang penting si kecil lahir dengan selamat dan bertubuh sempurna, tanpa cacat. Namun, di kehamilan kedua dan selanjutnya, umumnya orangtua berharap dikaruniai anak dengan jenis kelamin yang berbeda dengan si sulung. Jika saat ini Mama dan Papa sedang menginginkan anak kedua, yuk kita coba merencanakan jenis kelamin bayi dengan Metode Shettles.
Metode Shettles dibuat berdasarkan premis bahwa sperma yang membawa kromosom X dan yang membawa kromosom Y karakteristiknya tidak sama dan dalam kondisi berbeda baik sperma yang membawa kromosom X maupun Y berkesempatan membuahi sel telur.
Menurut Dr. Shettles, dengan mempengaruhi lingkungan reproduksi, Mama berpeluang memperoleh janin dengan jenis kelamin yang diinginkan, karena secara teori, sperma yang membuahi sel telurlah yang bisa menentukan jenis kelamin bayi Mama. Sperma yang membawa kromosom X akan membuat Mama mengandung janin perempuan sementara sperma dengan kromosom Y akan membuat Mama berkesempatan memiliki anak laki-laki
Sperma yang membawa kromosom Y (yang membuat janin berjenis kelamin laki-laki) karakteristiknya:
- Lebih cepat dan lebih kecil ketimbang sperma pembawa kromosom X
- Lebih cepat mati ketimbang sperma dengan kromosom X
Sperma dengan kromosom X disebutkan:
- Lebih lambat daripada sperma dengan kromosom Y
- Lebih mampu bertahan terhadap lingkungan vagina yang asam sebelum cairan serviks yang subur diproduksi
Untuk meningkatkan kemungkinan mengandung janin dengan jenis kelamin yang diinginkan, saat merencanakan jenis kelamin bayi dengan Metode Shettles, Mama dan Papa bisa menetapkan waktu untuk berhubungan badan, memilih posisi hubungan, dan mempengaruhi lingkungan reproduksi Mama.