Kista Dapat Mengganggu Kesuburan?

By Ipoel , Sabtu, 29 Agustus 2015 | 08:00 WIB
Kista Dapat Mengganggu Kesuburan? (Ipoel )

TabloidNakita.com -  Benarkah kista dapat mengganggu kesuburan? Jawabnya sangat relatif. Jika kista itu sifatnya jinak dengan diameter kecil, maka kista tidak mengganggu kesuburan. Artinya, pasangan masih tetap punya anak meski di indung telur istri ada kista. Ingat, indung telur atau ovarium itu ada dua. Jika satu terganggu karena kista, yang lainnya dapat menggantikan. Meski begitu, memeriksakan ke dokter kandungan tetap dianjurkan agar kista itu tidak membahayakan kehamilan.

Kista dapat mengganggu kesuburan bila aktif dan ukurannya terus membesar. Selain itu, kista endometrioasi dapat mengganggu kesuburan karena menyebabkan perlengketan. Kondisi ini dapat mengganggu pelepasan sel telur, sehingga menyulitkan pembuahan. Kista endometriosis juga dapat menyebabkan reaksi terhadap kekebalan yang dapat mengganggu fungsi pada sel telur, pada sperma juga pada embrio dengan alami.

KISTA UMUMNYA TIDAK GANAS

Kista umumnya tidak ganas, tetapi ada juga yang bersifat kanker. Meski tidak ganas, adanya kista di ovarium biasanya mengganggu siklus menstruasi mengganggu kesuburan. Juga menimbulkan rasa nyeri di perut bagian bawah. Karena itu, jika terdapat kista sebaiknya segera minta penanganan dokter ahli. Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi. Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang, dan gambarnya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran di bawah 5 cm, dan dalam tiga bulan akan hilang. Jadi, kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan. Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena dia masih mengalami menstruasi. Dalam kondisi ini, kista dapat mengganggu kesuburan tidak terjadi.

KISTA SEBABKAN NYERI SAAT HAID

Biasanya kista fisiologis tidak menimbulkan nyeri pada saat haid. Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60 -70 persen pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kejadian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti. Kista dapat mengganggu kesuburan bila sudah berubah menjadi kanker ovarium.

BELUM ADA ALAT DETEKSI KEGANASAN KISTASampai sekarang belum ada cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa adanya keganasan ovarium itu. Sekarang yang bisa dipakai masih menggunakan USG, tetapi biayanya cukup mahal. Berbeda halnya dengan kanker serviks/mulut rahim  yang bisa dideteksi dini dengan papsmear.