Mengenal Gangguan Siklus Haid

By Heni, Sabtu, 5 Juli 2014 | 12:00 WIB
Mengenal Gangguan Siklus Haid (Heni)

Dalam siklus menstruasi, mungkin Anda sudah mengenal fase luteal yaitu salah satu tahap dari siklus menstruasi yang terjadi antara rentang waktu setelah ovulasi (saat ovarium melepaskan telur) dan sebelum haid Anda dimulai kembali.

Pada masa inilah kemungkinan terjadinya kehamilan sangat tinggi.  Namun, banyak kaum perempuan yang tidak menyadari akan adanya sebuah fase yang disebut Luteal Phase Defect (LPD) atau gangguan siklus haid. Dan biasanya kondisi ini baru disadari saat mereka mencoba untuk hamil.

LPD adalah gangguan siklus haid, dimana lapisan uterus tidak berkembang secara benar setiap bulannya. Umumnya, LPD terjadi ketika tubuh gagal memproduksi progesteron yang cukup, sehingga menyebabkan endrometrium dalam rahim Anda tidak mau menebal atau berkembang.

Diperlukan sekitar lebih dari 10 hari dalam fase luteal agar implantasi (janin menempel di dinding rahim) dapat terjadi dan bertahan. Jika fase luteal berlangsung kurang dari 10 hari maka kondisi ini dikategorikan sebagai fase luteal cacat. Di fase ini lapisan rahim mulai meruntuhkan diri terlalu dini dan tidak siap untuk melakukan implantasi, sehingga bisa sebabkan keguguran. LPD dapat sebabkan 3-4% infertilitas pada perempuan, dan lebih dari 5% risiko keguguran. Meski LPD dinilai bisa membuat Anda sulit untuk hamil,  namun belum ada bukti yang kuat bahwa mengalami LPD secara terus menerus bisa sebabkan ketidaksuburan.

Lalu apa yang membuat gangguan siklus haid bisa terjadi? Faktor penyebab terjadinya LPD adalah ovarium yang tidak melepaskan progesteron yang cukup dan lapisan uterus tidak merespon progesteron dengan baik. LPD juga dikaitkan dengan masalah kesehatan, seperti anoreksia, obesitas, endometriosis, SOPK, dan gangguan tiroid.

Mungkin sekarang Anda tidak mengalami simtom apapun atau menyadari adanya perubahan pada siklus haid Anda. Tapi yang pasti, LPD bisa sebabkan haid Anda mulai lebih cepat dari yang diperkirakan setiap bulannya. Berikut beberapa simtom yang bisa Anda kenali: haid menjadi lebih sering, keguguran, sulit hamil, dan timbul bercak pada rentan waktu antara haid.

Tidak mudah untuk melakukan diagnosa LPD, karena tidak ada test tunggal yang bisa melakukannya. Beberapa test darah, seperti test mengukur tingkat Follicle-stimulating hormone (FSH), Luteinizing hormone (LH), progesteron, dan test kehamilan, bisa membantu Anda untuk mendiagnosa LPD. Beberapa dokter merekomendasikan untuk melakukan biopsi endometrium dengan memeriksa lapisan pada uterus. Proses biopsi ini biasa dilakukan pada 1 atau 2 hari sebelum Anda haid. Tapi karena prosedur ini terkadang terasa menyakitkan, maka banyak perempuan yang hanya mau melakukannya sekali saja, sehingga membuat  prosedur ini tidak banyak lagi digunakan. Plus, karena setiap perempuan memiliki luteal phase yang berubah dari waktu ke waktu. The National Institutes of Health mengatakan biopsi endometrium tidak bisa membedakan antara perempuan subur dan tidak. Jadi, prosedur ini tidak disarankan sebagai salah satu rutinitas tes kesuburan

Jika Anda sudah pasti terdeteksi gangguan siklus haid, maka biasanya dokter akan memberikan Anda pengobatan yang mencakupi pemberian suplemen progesteron atau obat menumbuh folikel. (AA)