Ketuban Pecah Dini, ini Penyebab dan Dampaknya

By Puri, Rabu, 18 November 2015 | 00:30 WIB
Ketuban Pecah Dini, ini Penyebab dan Dampaknya (Puri)

Tabloid-Nakita.com – Selama masa kehamilan, Mama memang sangat dianjurkan untuk menjaga kondisi kesehatan Mama agar kehamilan dapat berjalan dengan lancar.  Namun, ada saja gangguan yang membuat Mama stres, salah satunya adalah ketuban pecah dini.Ketuban pecah dini atau Premature Rupture of Membranes (PROM) adalah kondisi di mana membran kantung ketuban pecah sebelum terjadinya proses melahirkan. Kondisi tersebut membuat ketuban terbuka dan menyebabkan cairan ketuban menyembur keluar atau bocor secara perlahan.Ketuban pecah dini biasanya terjadi sebelum usia kehamilan Mama mencapai 37 minggu. Sayangnya, hingga kini penyebab ketuban pecah dini belum diketahui, akan tetapi ada beberapa faktor risiko yang seringkali menjadi penyebab terjadinya ketuban pecah dini:1. Infeksi rahim, leher rahim dan vaginaPecahnya selaput atau ketuban pecah dini dikarenakan oleh kondisi mulut rahim yang lemah. Nah, lemahnya membran menyebabkan adanya infeksi pada rahim atau vagina.2. Mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehatSelama masa kehamilan hindarilah mengonsumsi makanan yang dapat merangsang terjadinya kontraksi rahim, seperti minuman beralkohol serta makanan yang mengandung zat fermentasi. Akan tetapi, Mama disarankan untuk banyak mengonsumsi vitamin C, karena kekurangan vitamin C saat hamil dapat menyebabkan Mama mengalami ketuban pecah dini.3. Merokok selama hamilSaat menjalani masa kehamilan, Mama memang disarankan untuk menghindari rokok karena kandungan dalam rokok dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan Mama, salah satunya ketuban pecah dini.4. Riwayat ketuban  pecah dini pada kehamilan sebelumnyaJika pada kehamilan sebelumnya Mama pernah mengalami ketuban pecah dini, maka pada kehamilan selanjutnya Mama berisiko dapat mengalami hal itu. Karena itulah, pentingnya melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan untuk mengetahui kondisi kehamilan Mamam.5. Mengalami pendarahan selama trimester kedua dan ketigaSaat hamil, Mama memang dianjurkan untuk menjaga kesehatan, salah satunya adalah dengan mengurangi aktivitas yang biasa Mama jalani. Kelelahan saat hamil dapat membuat Mama mengalami pendarahan. Pendarahan yang terus-menerus terjadi pada trimester kedua dan ketiga berisiko menyebabkan Mama mengalami ketuban pecah dini.Ketuban pecah dini dapat menimbulkan dampak buruk bagi Mama dan juga bayi, berikut diantaranya:1. KeguguranPendarahan yang terjadi saat trimester kedua dan ketiga dapat menyebabkan ketuban pecah dini. Kondisi tersebut berisiko menyebabkan Mama mengalami keguguran.2. Bayi lahir prematurSaat Mama mengalami ketuban pecah dini, dokter biasanya akan melakukan persalinan untuk mencegah kondisi yang semakin serius dan dapat mengancam keselamatan Mama dan bayi. Namun, karena usia kehamilan yang kurang membuat bayi lahir prematur.3. Bayi terlilit tali pusatTali pusat berfungsi untuk menghubungkan Mama dengan janin. Tali pusat tampak seperti seutas tali yang melayang dalam air ketuban. Saat ketuban pecah dini, dapat berisiko menyebabkan bayi terlilit tali pusat.4. Bayi mengalami infeksiSelaput ketuban berfungsi untuk menjaga janin dari infeksi bakteri dan kuman yang datang dari luar. Jika air ketuban pecah dini dan Mama air ketuban habis sebelum Mama mendapatkan pertolongan, maka akan terjadi hubungan antara janin dan dunia luar yang dapat menyebabkan janin rentan mengalami infeksi dan kuman dari luar.Akan tetapi, sebelum ketuban pecah dini biasanya akan ditandai dengan kontraksi. Selain itu, gejala yang paling mudah terlihat adalah keluar cairan dari vagina, bisa mengalir secara perlahan atau menyembur keluar. Sayangnya banyak Mama yang menganggap bahwa cairan yang keluar tersebut adalah urin. Padahal jika segera mendapatkan penanganan dengan tepat, ketuban pecah dini dapat dihindari.Saat Mama mengalami mengalami ketuban pecah dini, biasanya dokter akan melakukan beberapa tes untuk memastikan bagaimana kondisi Mama dan bayi. Oleh karena itu, pentingnya Mama menjaga kesehatan selama kehamilan dengan mengonsumsi makanan sehat, menghindari rokok dan alkohol serta melakukan olahraga ringan secara rutin setiap harinya.