Mam, ini Bulan Terbaik untuk Hamil

By Puri, Sabtu, 7 November 2015 | 01:30 WIB
Mam, ini Bulan Terbaik untuk Hamil (Puri)

Tabloid-Nakita.com - Bagi pasangan yang sudah menikah, memiliki momongan adalah hal yang sangat diimpikan. Sayangnya, tak semua pasangan cepat hamil. Nah, menurut penelitian, waktu pembuahan memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat kelahiran yang sukses.Penelitian yang dilakukan oleh 20.000 kehamilan antara tahun 2004 sampai 2009, menunjukkan bahwa waktu terbaik untuk pembuahan adalah bulan Desember. Bayi yang dikandung pada akhir tahun memiliki kesempatan lahir lebih sehat.Tak hanya itu, menurut studi, pembuahan pada bulan Desember dapat menghasilkan kelahiran tiga bayi lebih banyak per 200 kehamilan."Ada keterkaitan bermakna antara musim dengan angka kelahiran yang sukses," kata Paul Winchester, peneliti dari Indiana University. "Hari Valentine adalah waktu ketika banyak pembuahan sukses terjadi, sedangkan Desember adalah waktu yang positif untuk mengandung bayi."Sementara itu, pertengahan tahun dipercaya bukanlah waktu yang tepat untuk menambah anggota keluarga. "Juni adalah bulan yang beracun," jelas Paul. "Kami melihat pembuahan yang terjadi pada bulan Juni lebih berisiko mengalami keguguran atau lahir prematur."Para peneliti masih belum tahu pasti penyebab perbedaan risiko tersebut. Diduga, ini ada kaitannya dengan musim yang berhubungan dengan naik turunnya kadar vitamin D pada matahari dan naik turunnya paparan pestisida di udara dan tanah.Penemuan ini telah dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Society for Reproductive Medicine, menyusul publikasi oleh University of Cambridge di Inggris yang menemukan bahwa bayi yang lahir pada musim panas lebih sehat dibanding bayi yang lahir pada musim dingin.Penemuan ini mungkin juga membuat khawatir para calon orang tua. "Penting bagi orang tua untuk tidak terlalu takut dengan hasil penelitian ini. Sebab, walau kami yakin ada kaitan yang cukup signifikan antara waktu pembuahan dan angka sukses lahir, risiko ini terbilang minor jika dibandingkan faktor penentu lain seperti pola makan dan olahraga," kata Nicholas Tatonetti, peneliti di Columbia University, Amerika Serikat.  Studi oleh Indiana University ini masih perlu penelitian yang lebih mendalam untuk menemukan faktor penyebab pasti mengapa bulan yang satu lebih berisiko terhadap janin dibanding bulan-bulan lainnya.

Sumber: kompas.com