Tabloid-Nakita.com - Idealnya, posisi janin sudah siap dilahirkan dengan kepala bayi di bawah. Sayangnya, ada beberapa penyebab janin melintang dan sungsang. Secara garis besar, menurut Dr. Arief Gazali, SpOG, dari Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre, Jakarta, ada 3 penyebab posisi bayi melintang atau sungsang, yaitu faktor mama, faktor ari-ari atau plasenta, dan faktor si janin itu sendiri.
POSISI JANIN MELINTANG
POSISI JANIN SUNGSANG
Dari segi janin, janin yang ukurannya lebih kecil dibandingkan rahim ibu akan bebas berputar, baik ke atas maupun ke bawah sehingga bisa terjadi malpresentasi. Malpresentasi juga bisa terjadi jika ukuran bayi sudah terlalu besar untuk berputar di dalam rahim sedangkan posisi kepala masih di atas atau di samping. Pada saat kepala akan melewati panggul menuju posisi normal, akhirnya “terpental” kembali karena ruangan panggul mama terlalu sempit sehingga kepala bayi sulit berputar ke arah bawah. Pada kasus janin kembar, kemungkinan malpresentasi menjadi lebih besar sebab janin yang kepalanya berputar ke arah bawah lebih dulu akan membuat rongga panggul mama susah dilalui janin kembarannya. Maka, pada bayi kembar, posisi salah satu janinnya dapat di luar normal.
Sedangkan faktor mama, antara lain karena bentuk rahim yang tidak normal, air ketuban yang terlalu banyak, pinggul terlalu sempit, dan adanya tumor atau miom.
Untuk faktor ari-ari umumnya terkait plasenta previa (letak plasenta di bawah menutup jalan lahir). Plasenta previa dapat mengurangi luas ruang rahim sehingga bayi berputar-putar, berusaha mencari tempat yang lebih luas yaitu di bagian atas atau samping.
Penyebab lain posisi janin atau bayi melintang adalah relaksasi/peregangan dinding perut akibat proses persalinan sebelumnya yang belum sempurna atau mama pernah melahirkan empat kali atau lebih sebelumnya.