Ini Cara Agar Posisi Janin Normal

By Ipoel , Minggu, 14 Februari 2016 | 08:00 WIB
Ini Cara Agar Posisi Janin Normal (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Umumnya posisi malpresentasi bayi, baik itu posisi janin melintang atau sungsang, dapat diketahui saat pemeriksaan rutin dengan rabaan luar perut yang dilakukan oleh bidan atau dokter. Jika bagian atas atau samping perut terasa keras dan besar, diperkirakan terjadi malpresentasi janin. Cara lainnya dengan USG dan pemeriksaan bagian dalam dengan menggunakan jari. Cara ini pun hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Bila di bagian panggul mama lunak dan bagian atas atau perut samping terasa keras, bisa jadi ada yang salah dengan posisi bayi.

 

            Bila mama didiagnosa posisi janin sungsang atau melintang tetaplah tenang, Sebab, dokter sudah punya cara agar posisi janin normal. Biasanya,  dokter akan menyarankan calon mama untuk sering-sering melakukan posisi sujud (nungging dengan dada menempel di lantai), posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah. Jika posisi ini dilakukan dengan sering dan teratur segera setelah kepastian dari dokter (biasanya di minggu ke-34), kesempatan bayi mencapai posisi lahir normal cukup besar yaitu sekitar 90%. Dengan catatan tidak ada faktor yang sangat menghalangi posisi bayi untuk berputar (kelainan rahim, panggul, bayi terlalu besar, plasenta previa, atau terlilit tali plasenta yang terlalu pendek dan lain sebagainya).

 

Cara lain yang dapat dilakukan oleh dokter adalah dengan mengubah letak janin sungsang/melintang menjadi normal dengan cara versi luar (externalcephalic versin/ECV). Sesuai dengan namanya, versi luar adalah tindakan mengubah posisi janin sungsang/melintang dari luar tubuh mama. Tindakan akan segera dihentikan bila mama merasa sakit (otot rahim jadi kejang, misalnya) atau  secara tak sengaja tindakan tersebut melepas plasenta.  Karena itulah versi luar tak bisa dilakukan bila letak plasenta ada di bawah sebab janin tidak mungkin bisa diputar kembali ke posisi normal.

 

            Namun saat ini tindakan versi luar sudah sangat jarang dianjurkan oleh tenaga medis profesional (dokter atau bidan) yang berkompeten karena dianggap menyiksa calon mama dan berisiko melepas atau menekan plasenta yang dapat membayakan janin.