Tabloid-Nakita.com - Pada trimester 3, mamil sering mengeluh kesulitan bernapas. Gangguan sesak napas saat hamil ini membuat tak nyaman. Sesak, terengah-engah, napas pendek dan lebih cepat dari biasanya. Kendala fisiologis (normal) ini terjadi karena perubahan kapasitas dinding dada, posisi diafragma terdorong sekitar 4 sentimeter ke atas akibat janin yang terus membesar di dalam rongga perut. Diagfragma jadi tak bisa naik-turun dengan bebas. Rahim yang membesar pun makin menekan/mendesak diagfragma. Hal-hal inilah yang mengganggu proses pernapasan sehingga tidak seperti biasanya.
Bagi mamil yang bertubuh relatif kecil dan janinnya tidak terlampau besar, kemungkinan mengalami sesak napas lebih ringan. Bahkan, ia bisa saja sama sekali tidak mengeluhkan sesak napas. Sebaliknya, bagi yang bobot badannya meningkat cukup pesat serta janin yang dikandung cukup besar, hampir dipastikan mengalami sesak napas. Apalagi bila janinnya sudah besar dan siap dilahirkan.
ASMA SAAT HAMIL
Pada mamil yang mengalami asma, sesak napas bisa disertai mengi (napas berbunyi), dada terasa berat, dan batuk. Efeknya, transfer oksigen ke paru-paru semakin terganggu. Mamil dengan asma, kondisi sesak napasnya boleh jadi lebih buruk. Penyempitan saluran bronkus (rongga saluran oksigen di paru-paru) pada penderita asma membuat oksigen yang terisap lebih sedikit. Otomatis, Mama kekurangan oksigen. Di sisi lain, mamil mengalami gangguan aliran darah akibat makin membesarnya rahim yang menekan pembuluh darah. Jadilah kondisi ini makin membuat mamil susah bernapas.
Adapun dampak asma pada mamil dan janin bergantung pada sering dan beratnya serangan asma. Mamil dan janin bisa mengalami hipoksia (kekurangan oksigen dalam otak) yang bila tak diatasi berpengaruh buruk, seperti pertumbuhan janin terhambat dan persalinan prematur. Bayi yang dilahirkan pun berisiko mengalami hipoksia. Akan tetapi, bila masalah ini bisa dikelola dengan baik, melalui pengobatan yang intensif, niscaya takkan berpengaruh sejauh itu. Itu sebabnya, mamil dengan asma selalu dianjurkan memeriksakan diri dan memantau kondisi penyakitnya sejak awal. Tak kalah penting, secara rutin pula memeriksakan kondisi dan perkembangan janinnya.
BISA BERSALIN LANCAR MESKI SESAK NAPAS SAAT HAMIL
Mamil dengan gangguan sesak napas tetap dapat menjalani proses melahirkan secara normal. Dengan syarat, tak ada indikasi medis yang mengharuskan si mamil menjalani operasi sesar. Bila asmanya sedang tidak kambuh pun harus diusahakan proses persalinan berlangsung sesingkat mungkin.
Bila secara tak terduga menjelang detik-detik akhir persalinan ternyata asmanya kambuh, mau tak mau harus operasi sesar. Pasalnya, pemberian obat asma sesaat hendak melahirkan akan menghilangkan mulas-mulas kontraksi. Akibatnya, bayi jadi sulit lahir. Itulah mengapa, mamil dengan asma disarankan selalu menjaga diri agar penyakitnya tidak kambuh, terutama menjelang persalinan.
Narasumber:
dr. Dinda Derdameisya, SpOG
Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta