Tabloid-Nakita.com - Agar berbagai risiko dapat dihindari, penanganan lupus dalam kehamilan lebih pada mencegah kekambuhan (flare up) dan menghilangkan gejala lupus saat hamil yang timbul pada kekambuhan. Untuk itu, penanganannya bersifat multidisiplin, dengan melibatkan dokter kandungan, dokter internis, serta dokter perinatologi. Beberapa upaya yang dilakukan adalah:
- Selama kehamilan, dokter akan memberi obat pengencer darah untuk mencegah gangguan sirkulasi pada mamil dan janin. Obat ini juga diberikan bila mamil memiliki riwayat preeklamsia/eklamsia pada kehamilan sebelumnya.
- Kortikosteroid sering diberikan untuk menekan sistem imun yang bekerjanya berlebihan.
- Obat anti-hipertensi diberikan bila timbul gejala hipertensi. Hipertensi yang tidak terkontrol akan berlanjut menjadi preeklamsia/eklamsia (suatu kondisi darurat yang meningkatkan risiko gangguan pertumbuhan janin dan persalinan kurang bulan).
Antioksidan dapat diberikan, walaupun bukti ilmiahnya masih diperdebatkan.
LUPUS SEPINTAS KILAS
Lupus adalah penyakit autoimun dimana alat pertahanan tubuh individu justru menyerang dan merusak jaringan tubuhnya sendiri. Apa penyebab lupus, hingga kini belum diketahui jelas dan masih terus diteliti.
Saat ini, teori yang dianut adalah teori kelainan genetik, yakni seseorang yang mempunyai gen lupus, pada suatu saat, pada kondisi tertentu akan terserang gejala penyakit tersebut.
Diduga, lupus juga dapat diturunkan. Lantaran itu, bila ada keluarga dekat seperti papa, mama, atau saudara sekandung menderita lupus, risiko untuk terkena lupus semakin besar.
Lupus tergolong penyakit sistemik, artinya dapat mengenai seluruh organ tubuh. Karena itu, gejalanya sangat beragam bergantung pada organ mana yang terkena. Gejala dari yang ringan sampai berat dan mengancam nyawa. Tak heran, diagnostik lupus sering kali terlambat diketahui.
Gejala yang muncul akibat lupus, antara lain: cepat lelah, sering demam ringan, nyeri otot dan sendi, bercak merah pada wajah (yang khas seperti gambar kupu-kupu) atau bagian tubuh lainnya, gangguan kulit kepala dan kerontokan rambut, tekanan darah tinggi, dan lain-lain.
Karena penyebab lupus belum jelas, maka pengobatan “kausatif” (pengobatan berdasarkan penyebab) juga belum ada. Pengobatan lebih ke arah “simptomatis” atau sekadar menghilangkan gejalanya saja. Yang pasti, dengan pola hidup sehat, kontrol ke dokter, dan minum obat teratur, gejala-gejala dan keluhan lupus dapat dihilangkan. Penderita lupus dapat hidup sehat seperti orang lainnya.