Tabloid-nakita.com – Saat hendak bepergian ke suatu daerah, ada baiknya Ibu meminta vaksin perjalanan kepada dokter sebelum mulai berpetualang karena ternyata vaksinasi perjalanan penting untuk ibu hamil. Soal aman-tidaknya vaksin tersebut untuk janin Ibu, menurut dokter hal itu bergantung pada jenis vaksinnya. Maksudnya?
Seperti yang kita ketahui, tubuh wanita hamil imunitasnya sangat rendah. Karena itu wanita hamil sebaiknya menghindari vaksin hidup, seperti vaksin untuk campak, gondok, rubela, dan cacar air. Vaksin hidup terbuat dari bakteri atau virus yang masih hidup dan sudah dilemahkan daya virulensinya, karenanya mereka tetap berpotensi menginfeksi Ibu dan janin Ibu dengan penyakit. Meski hingga saat ini tidak ada laporan soal penyakit janin akibat vaksin hidup, pengetahuan yang kita miliki akan hal itu masih sangat terbatas, jadi yang terbaik adalah dengan tidak mengambil risiko.
Beberapa vaksin lain, seperti vaksin untuk hepatitis A, hepatitis B, dan tetanus, aman dan direkomendasikan untuk ibu hamil yang berisiko terkena penyakit-penyakit tersebut. Suntikan vaksin influenza juga aman bagi ibu hamil—direkomendasikan untuk semua ibu hamil yang akan menjalani trimester kedua dan ketiganya di musim flu. (Meski begitu, vaksin flu nasal (semprot) mengandung virus hidup karenanya tidak bisa digunakan di sepanjang kehamilan.)
Jika Ibu belum pernah divaksinasi dan harus bepergian ke suatu daerah di mana penyakit serius tengah mewabah, Ibu dan dokter Ibu sebaiknya menimbang risiko teori vaksin tertentu terhadap potensi bahaya yang dimiliki penyakit di daerah tersebut terhadap kesehatan Ibu dan bayi Ibu.
Untuk mengetahui jenis vaksin perjalanan apa yang Ibu butuhkan, berkonsultasilah dengan dokter Ibu. Dokter akan memberikan petunjuk dan saran soal vaksin apa yang Ibu perlukan, kapan harus dilakukan, efek sampingnya, serta hal-hal lain yang perlu Ibu ketahui sebelum memulai perjalanan. Setelah itu, Ibu akan mendapatkan surat berwarna kuning bernama ICV (International Certificate of Vaccination or Prophylaxi) yang berisi keterangan nama, alamat, jenis kelamin, jenis vaksin, nomor kode buku (running number), tanggal penyuntikan, serta nama dokter yang menyuntik.
Apabila Ibu saat ini tidak sedang merencanakan perjalanan dan tengah merencanakan kehamilan, akan lebih baik jika Ibu mencari tahu status imunisasi Ibu dan mendapatkan vaksin yang Ibu butuhkan setidaknya 3 bulan sebelum Ibu hamil. (Kecuali suntikan vaksin flu—karena versi barunya keluar setiap tahun, Ibu juga akan cenderung mendapatkannya setiap tahun, semua bergantung kepada hari perkiraan lahir si kecil).
Yang sebaiknya digarisbawahi: Jika Ibu punya pilihan, jangan bepergian saat hamil ke negara-negara di mana ancaman penyakitnya tinggi dan suntikan vaksin berpotensi menimbulkan masalah. Di sejumlah negara, kualitas dokter dan kebersihan makanan serta airnya juga masih belum bisa diprediksi.