Tabloid-nakita.com – Terdapat anggapan umum di tengah masyarakat kita kalau Ibu yang masih memberikan ASI kepada bayinya tidak mungkin akan hamil meski berhubungan seks. Benarkah demikian? Bisakah Ibu hamil tetap menyusui ASI?
Menurut para pakar, ya, masih bisa. Secara umum, Ibu memang tidak sesubur saat tidak menyusui, tapi bukan berarti tidak subur sama sekali. Meski Ibu tidak mengalami menstruasi selama sekian bulan setelah melahirkan, tubuh Ibu biasanya tetap akan mengeluarkan sel telur pertamanya setelah Ibu melahirkan sebelum Ibu datang bulan kembali untuk pertama kali. Jadi Ibu tidak akan tahu kalau Ibu telah mengalami ovulasi hingga dua minggu kemudian—saat Ibu mengalami menstruasi.
Jika Ibu tidak ingin hamil lagi saat si kecil masih bayi, mulailah menggunakan pengontrol kehamilan sebelum Ibu mulai berhubungan badan kembali. Banyak dokter merekomendasikan metode penghalang seperti kondom, pil atau suntik KB, atau pemasangan IUD.
Jika Ibu menyusui bayi Ibu secara eksklusif, siang dan malam hari, Ibu mungkin bisa tidak mengalami menstruasi selama setahun atau bahkan lebih setelah melahirkan. Jika bayi Ibu tidur sepanjang malam sejak masih dini, menstruasi Ibu mungkin akan kembali lebih cepat—biasanya dalam jangka waktu tiga sampai delapan bulan.
Dengan kata lain, semakin sering bayi Ibu menyusu, semakin lama waktu yang Ibu butuhkan untuk kembali mengalami menstruasi. Para pakar percaya bahwa hal ini disebabkan oleh aktivitas menyusui yang bisa menahan hormon pemicu ovulasi. Tapi yang harus tetap diingat, Ibu mungkin sudah mulai berovulasi lagi kapan pun setelah 3 bulan menyusui, dan Ibu mungkin tidak menyadarinya saat hal itu terjadi. Jika Ibu ingin memastikan untuk tidak kembali hamil saat si kecil masih bayi, gunakanlah sejumlah pengaman setiap kali Ibu melakukan hubungan badan.