Perubahan Tubuh Setelah Melahirkan (2)

By Santi Hartono, Minggu, 15 November 2015 | 01:00 WIB
Perubahan Tubuh Setelah Melahirkan (2) (Santi Hartono)

Tabloid-nakita.com – Untuk bahasan perubahan tubuh setelah melahirkan yang kedua, yang penting tidak hanya untuk Ibu tapi juga Ayah, kami akan mengulas perubahan bentuk di vagina dan perineum.

Jika Ibu melahirkan secara normal, vagina Ibu mungkin akan tetap sedikit lebih lebar daripada sebelumnya. Sesaat setelah melahirkan, vagina akan membuka lebar dan mungkin mengalami bengkak serta memar. Setelah beberapa hari, semua bengkak yang Ibu alami akan mulai mengempis, dan otot-otot vagina Ibu akan mulai normal kembali. Dalam beberapa minggu, vagina secara perlahan akan kembali mengecil. Dan jika Ibu rajin melakukan senam kegel, tonus otot Ibu akan pulih dengan lebih cepat.

Apabila Ibu memiliki sedikit robekan di perineum Ibu (perineum adalah daerah di antara anus dan vulva pada wanita, seringnya robek selama persalinan untuk mengakomodasi ukuran bayi, dan hal ini alami) yang tidak butuh dijahit, daerah itu akan sembuh dengan cepat dan hanya menyebabkan sedikit ketidaknyamanan. Namun, jika Ibu mengalami episiotomi (yaitu ketika dokter harus merobek perineum sebelum persalinan) atau memiliki robekan yang cukup lebar, perineum Ibu butuh waktu cukup lama untuk sembuh. Karena itu, saat Ibu ingin kembali berhubungan badan, ada baiknya Ibu mendapat izin terlebih dulu dari dokter atau bidan Ibu saat melakukan kunjungan pasca persalinan. Jika Ibu terus mengalami rasa nyeri di bagian itu, tunda dulu keinginan untuk melakukan hubungan badan sampai Ibu merasa siap.

Sembari menunggu, Ibu sebaiknya mencari informasi jenis kontrasepsi mana yang ingin Ibu pakai. Saat Ibu sudah merasa benar-benar siap (secara fisik dan emosi) untuk berhubungan badan, pastikan untuk melakukannya secara perlahan.

Saat berhubungan badan, Ibu mungkin menyadari bahwa Ibu hanya memiliki lebih sedikit cairan vagina, atau vagina terasa lebih kering ketimbang saat Ibu hamil. Penyebabnya adalah rendahnya kadar hormon estrogen di tubuh Ibu. Kekeringan ini bahkan semakin terasa saat Ibu mulai menyusui, karena aktivitas menyusui cenderung menekan kadar hormon estrogen. Untuk mengatasinya, Ibu bisa menggunakan cairan lubrikasi atau pelumas vagina. (Pastikan untuk membeli pelumas berbahan air, khususnya jika Ibu menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi. Pelumas berbahan minyak dapat melemahkan lateks, yang bisa membuat kondom rusak.)