Ayah, Bicaralah pada Bayi di Kandungan Agar Ia Cerdas

By Soesanti Harini Hartono, Sabtu, 4 Februari 2017 | 20:25 WIB
Suara Ayah lebih mudah ditangkap pendengaran janin karena lebih rendah. (Heni Wiradimaja)

Tabloid-Nakita.com – Mungkinkah, ketika ibu hamil asyik dengan kehamilannya, Ayah jadi merasa sedikit tersingkirkan? Ya, karena saat ini Ayah tidak tahu harus berbuat apa, sementara Ibu sangat butuh perhatian, begitu pula janin. Untuk mengendalikan situasi seperti ini, banyak hal sebetulnya bisa dilakukan Ayah. Salah satunya, bicaralah dengan bayi di kandungan agar ia cerdas.

Bayi di kandungan  dapat mendengar suara dari luar sejak usia 16 minggu. Jika Ayah rajin mengajak bicara janin, ia akan mengenali suara ayahnya sejak sebelum lahir. Faktanya, janin lebih cepat menangkap suara bass atau yang bernada rendah, yang dimiliki Ayah dibandingkan suara Ibu yang lebih tinggi.  Berikut beberapa cara bicara dengan bayi di kandungan agar ia cerdas, yang disampaikan Dr. Miriam Stoppard, dalam bukunya, “Conception Pregnancy and Birth:

- Usap dengan lembut perut Mama dan rasakan bayi di dalam bergerak.

- Bicara dan bergumamlah pelan kepada janin, serta cium dan sundul ia melalui perut Mama.

- Agar suara Ayah lebih jelas, gunakan corong suara dari kartas tebal ukuran A4 yang digulung. Sentuhkan corongnya ke perut Ibu, lalu Ayah bicaralah dengan janin melalui corong suara ini. 

- Janin bisa diajak bicara tentang apa pun yang positif. Bicara tentang kehamilan itu sendiri juga baik. Obrolan tentang kehamilan bisa menghangatkan hubungan suami istri.

- Kalau sudah punya pilihan nama panggilan untuk si calon bayi, panggilah ia dengan nama itu. Katakan perilaku atau kepribadian seperti apa yang Ayah harapkan dari si kecil. Ungkapkan, Ayah ingin mendidiknya menjadi seseorang dengan karakter yang positif. Lalu bagaimana tentang sekolahnya. Meskipun ini semua masih lama, berbicara seperti itu dapat merekatkan hubungan Ayah dengan janin.

- Ayah, bicara dengan bayi di kandungan sebaiknya dilakukan beberapa kali dalam sehari agar stimulasi ini cukup untuk membantu perkembangan otak si kecil. Percayalah pada kekuatan suara Ayah sendiri, karena suara yang menyentuh emosi dapat tersimpan dalam memori anak hingga sepanjang hidupnya.