Ibu Hamil Dengan Keterbatasan Fisik (1)

By Santi Hartono, Selasa, 4 November 2014 | 06:45 WIB
Ibu Hamil Dengan Keterbatasan Fisik (1) (Santi Hartono)

 Tabloid-Nakita.Com – Kehamilan adalah anugerah terindah bagi semua wanita. Tak terkecuali bagi  Ibu hamil dengan keterbatasan fisik. Hanya tentu kehamilan yang dijalani tidak sama dengan ibu normal; bisa lebih berat, bisa juga sebaliknya, lebih berkesan, bermakna, dan ibu jauh lebih bisa mensyukuri kehamilannya.

    Yang pasti, seperti Ibu hamil pada umumnya, Ibu hamil dengan keterbatasan fisik, sebaiknya memeriksakan diri ke pusat kesehatan (baik rumah sakit/puskesmas) yang memiliki fasilitas maksimal dan tenaga medis yang kompeten, bisa bidan ataupun dokter.

 Mengapa, sebab Ibu memerlukan perhatian khusus, konsultasi dan pemeriksaan lebih disarankan dilakukan dengan dokter kandungan dan beberapa ahli lain sesuai kasus. Walaupun kehamilan dan pertumbuhan janin tidak berkaitan langsung dengan kondisi fisik ibu, akan tetapi bisa saja berpengaruh pada proses persalinan. Nah, apa saja keterbatasan fisik yang dimaksud?

 1. Masalah pada kaki.

* Kaki pendek sebelah.Kehamilan pada Ibu yang mengalami kaki pendek sebelah, umumnya tetap bisa berjalan dengan baik. Hanya saja Ibu mungkin akan mengalami masalah nyeri pada persendian kaki, lutut, dan paha serta masalah kesimbangan. Solusinya, bisa dicoba dengan memakai sol tambahan/ortotic pada sebelah kaki, sehingga posisi kaki lebih seimbang. Sebaiknya konsultasikan juga kondisi Ibu dengan dokter rehab medik.* Kaki bentuk O atau X.Kondisi ini umumnya tidak akan mengganggu kehamilan. Hanya saja terkadang menimbulkan sedikit ketidaknyamanan, karena kaki kurang sempurna dalam menyangga beban Ibu dan Ibu pun jadi mudah lelah. Semua ini umumnya tidak menimbulkan masalah berarti.* Flat foot/kaki datar.Jika tak ada keluhan, maka tak ada masalah dalam kehamilan. Namun jika dari sebelum hamil ada masalah nyeri atau kesulitan berjalan lantaran kondisi kaki yang datar, Ibu bisa mencoba memakai sepatu khusus. Tentu dengan terlebih dahulu berkonsultasi ke dokter rehab medik.

 2. Skoliosis

Pengaruhnya pada kehamilan bergantung pada seberapa besar derajat skoliosis yang diderita Ibu. Jika > 45 derajat, umumnya membutuhkan operasi pada tulang belakang. Bila kurang dari itu, cukup melakukan terapi non-invasif, semisal terapi okupasional dan  fisioterapi. Namun jika Ibu juga mengalami kelemahan otot, biasanya akan membutuhkan alat bantu seperti kursi roda.

   Pastinya, kondisi skoliosis tidak berpengaruh pada fertilitas. Masalah mungkin timbul pada saat persalinan normal, yang kadang menimbulkan kesulitan saat mengejan dan mengangkat kepala. Untuk itu, sungguh bijak bila selain dengan dokter kandungan, Ibu juga berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi konsultan tulang belakang, terutama mengenai cara persalinan kelak.